Kapolda Aceh Irjen Polisi Herman Effendi mengaku kepolisian daerah Aceh kekurangan dana dan personil menjelang pelaksanaan pemilu 2014.
Hal demikian dikatakan Kapolda Aceh saat melakukan kunjungan kerja ke DPR Aceh, Kamis (13/02/2013).
Kapolda mengatakan untuk anggaran pemilu pihaknya mengusulkan dana sebesar Rp. 117 Milyar, namun yang disetujui oleh pemerintah hanya Rp. 49 Milyar.
Sementara untuk kebutuhan personil pengamanan Pemilu Polda Aceh kekurangan sebanyak 1.310 anggota, pihaknya berhaap mendapatkan tambahan pasukan dari Mabes Polri.
Apalagi katanya tidak semua personil polisi yang ada di Aceh bisa digunakan untuk pengamanan pemilu, pasalnya sebagian anggota polri juga ditugaskan sebagai pantup dan ajudan pejabat daerah serta pengamanan objek vital. Belum lagi terdapat sejumlah anggota polri yang menurutnya sudah tidak produktif.
“Yang penting pemilu bisa berjalan dengan baik tanpa kekerasan dan tanpa intimidasi sesuai dengan apa yang sudah kita ikrarkan bersama”ujar kapolda didampingi wakapolda Aceh Brigjen polisi Husein hamidi.
Kapolda menambahkan kendala lainnya yang dihadapi saat ini adalah masih belum adanya polres definitif di dua daerah, yaitu kabupaten Pidie Jaya dan kota Subulussalam.
Kapolda menjelaskan saat ini jumlah seluruh personil polisi Polda Aceh saat ini13 ribu orang dari kebutuhan 23 ribu personil, atau baru terpenuhi 50 persen.
Menurut Kapolda untuk pengamanan pemilu pihaknya sudah memetakan daerah-daerah yang aman, rawan 1 dan rawan 2, hal itu dilakukan untuk mensiasati kekurangan jumlah anggota polri.
Dalam pertemuan tersebut sejumlah anggota DPR Aceh menyampaikan aksi kekerasan intimidasi yang terjadi dilapangan, yang berkaitan dengan pelaksanaan Pemilu. Bahkan anggota DPR Aceh dari Fraksi Demokrat Ibnu Rusydi mengaku berencana untuk menyurati Kapolda Aceh untuk meminta adanya Pantup bagi caleg karena banyaknya ancaman yang ditemui dilapangan.