Caleg perempuan di provinsi Aceh diharapkan untuk terus meningkatkan kapasitasnya serta meyakinkan masyarakat sehingga dipilih pada pemilu 9 April 2014 mendatang.
Hal demikian dikatakan kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Aceh Dahlia pada rapat koordinasi perlindungan perempuan di Banda Aceh Rabu (05/02/2014).
Dahlia mengatakan indeks keterlibatan perempuan dalam politik di Aceh masih sangat rendah, ia mencontohkan dari 69 anggota DPR Aceh saat ini hanya 7 orang dari kalangan perempuan, “ Itupun tiga diantaranya bukan hasil pemilu melainkan hasil PAW anggota dewan lainnya”ujarnya. Ia berharap pada pemilu 2014 mendatang keterwakilan perempuan di DPR bisa meningkat.
“Caleg perempuan yang sudah diberikan kesempatan untuk meningkatkan potensi diri dan berbuat ditengah masyarakat”katanya lagi.
Dahlia mengakui kondisi Aceh saat ini, pemilih perempuan sendiri tidak memilih caleg perempuan, dikarenakan pemilih perempuan juga tidak yakin dengan kemampuan caleg perempuan.
“Selain itu dari 46 kepala daerah dan wakil kepala daerah (bupati/wakil bupati dan walikota/wakil walikota) di provinsi Aceh hanya 1 orang yang berasal dari kalangan perempuan, yaitu wakil walikota Banda Aceh”lanjutnya.
Selain itu menurut Dahlia factor budaya masyarakat Aceh yang kurang mempercayakan pemimpinnya kepada kaum perempuan juga masih berkembang.
Diakuinya pemerintah Aceh sendiri aktif melakukan penguatan-penguatan bagi caleg-caleg perempuan sehingga caleg perempuan yang terpilih nantinya bisa menjadi corong bagi kaum perempuan.
“Disamping penguatan dari kita mereka juga harus terus meningkatkan kemampuannya, dan terus berbuat baik di masayrakat”
Sementara itu terkait dengan rapat koordinasi tersebut Dahlia mengatakan pihaknya ingin mensosialisasikan dan menyampaikan kebijakan-kebijakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Aceh tahun 2014.
“ Salah satu misi dari BP3A adalah meningkatkan keterlibatan perempuan dalam jabatan politik”pungkas Dahlia.