Ketua Forbes DPR RI dan DPD RI asal Aceh M. Nasir Djamil mengingatkan Pemerintah Aceh agar upaya ambil alih pengelolaan ladang minyak dan gas (migas) Blok North Sumatera B ( NSB ) memperhatikan untung ruginya.
Karena kata Nasir, di bekas lahan migas itu bisa jadi telah terjadi kerusakan lingkungan yang serius akibat pengambilan migas selama puluhan tahun. Oleh karena itu menurutnya, untuk memperbaiki ekosistem yang rusak tentu membutuhkan dana yang sangat besar.
Seharusnya dalam pandangan Ketua Forbes, tanggungjawab memperbaiki ekosistem ini harus dilakukan oleh exxon mobil.
“Herannya kok Indonesia melalui pertamina menerima lahan ini dan dialihkan ke Aceh. Pemerintah Aceh tentu kesulitan untuk memperbaharui ekosistem yang diduga telah rusak serius itu,” ujar Anggota Komisi III DPR RI itu.
Nasir menyebutkan bahwa mesin kilang pengolahan minyak itu usianya sudah tua dan bisa disebut kadaluarsa, bahkan sebagian mungkin sudah ada yang rusak. Pihaknya mengaku cemas karena bisa saja mesin itu terbakar atau meledak. Jika itu terjadi maka akan menimbulkan korban jiwa masyarakat di sekitarnya.
Forbes juga mengharapkan agar Pemerintah Aceh berhitung lebih cermat agar jangan sampai kita secara tidak langsung disuruh memperbaiki ekosistem yang diduga rusak serius itu.
Rakyat Aceh diakui Nasir berharap dengan pengembalian alih blok B dapat meningkatkan taraf hidup dan ekonomi mereka. Karena itu pemerintah Pusat juga wajib memberikan dana untuk merehabilitasi pipa kilang minyak dan ekosistemnya agar aman dari bahaya saat dioperasionalkan.
“Jangan sampai terjadi Aceh “dipeulango” oleh Exxon Mobil dan Pemerintah Pusat dalam hal alih kelola ladang migas tersebut,” tutup politisi PKS itu.