1.034 Kasus Kematian Bayi di Aceh Selama 2013

Kecukupan gizi sangat mempengaruhi kehidupan bayi dan anak-anak di bawah usia lima tahun. Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2010 menunjukkan, 23,7 persen anak Aceh mengalami gizi buruk dan kurang gizi. Kondisi ini berpengaruh besar pada angka kematian bayi.

Dinas Kesehatan Provinsi Aceh mencatat, kematian bayi meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini terlihat dari angkat kematian bayi yang mencapai 1.034 kasus pada 2013. Angka kematian ini naik sekitar 5 persen dibandingkan angka pada tahun 2012 yang berjumlah 985 bayi.

Kepala Seksi Kesehatan Ibu Anak dan Gizi Dinas Kesehatan Aceh Dr Sulasmi menyebutkan, kematian bayi di Aceh diakibatkan kekurangan gizi, baik kala janin masih berada di dalam kandungan atau pun usia bayi masih di bawah satu tahun

“Lebih 45 persen bayi mati karena kekurangan gizi,” kata Sulasmi saat membahani peserta Workshop Strategi Komunikasi untuk Pembangunan dalam Pengurangan Stunting di Aceh, yang diselenggarakan Katahati Institute bekerjasama dengan Unicef Perwakilan Aceh di Banda Aceh, Sabtu (28/12/2013).

Sulasmi menyebutkan, di Aceh ada 1.034 kasus bayi meninggal. Kematian bayi ini meningkat lebih 5 persen dibandingkan tahun 2012 yang berjumlah 985 bayi, “Artinya makin lama makin banyak bayi di Aceh meninggal,” sebut Sulasmi.

Di Aceh sendiri, anak-anak yang mengalami kekurangan gizi dan gizi buruk lumayan tinggi. Berdasarkan data Riskesdas 2010, sebanyak 23,7 persen anak Aceh mengalami gizi buruk. Angka ini jauh di atas angka gizi buruk nasional yang berjumlah 18,4 persen.

Gizi buruk, selain menyebabkan kematian bayi, juga berpengaruh pada perkembangan tubuh dan otak anak. Menurut Sulasmi, gizi buruk menyebabkan anak lebih pendek 4,6 sentimeter pada saat dewasa nanti. “Anak-anak akan mengalami stunting,” kata Sulasmi.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads