Mengenyam Pendidikan Tinggi bukan hanya hak kaum pria, karena perempuan juga berhak untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya.
Dengan pendidikan yang baik, maka kaum perempuan akan mampu mendidik dan membimbing anak-anaknya menjadi generasi unggul yang siap bersaing dengan bangsa manapun di dunia.
Penegasan tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua TP PKK Aceh Dyah Erti Idawati, saat menjawab pertanyaan peserta Rapat Pengurus Forum Komunitas Akar Rumput se-Aceh, yang diselenggarakan oleh Flower Aceh, di Kyriad Muraya Hotel, Senin (8/4/2019) pagi.
“Kaum perempuan memiliki waktu interaksi yang lebih banyak dengan anak-anak. Oleh karena itu, perempuan juga berhak menuntut ilmu setinggi-tingginya. Di era modern saat ini, kita sudah harus menghapus anggapan bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi, karena tanpa pendidikan yang baik, maka kita tidak akan bisa menjadi pembimbing yang baik bagi anak kita,” ujar Dyah Erti.
Dyah menambahkan, tidak hanya sukses membimbing anak, dengan pendidikan yang dimiliki serta pengetahuan dan pemahaman yang baik, maka kaum perempuan dapat turut mendukung dan mensukseskan berbagai program Pemerintah.
Sementara itu, saat menyampaikan materinya pada kegiatan yang mengangkat tema ‘Memperkuat Kepemimpinan Perempuan Akar Rumput Menuju Aceh Hebat’, Dyah Erti mengungkapkan, saat ini TP PKK Aceh berkomitmen mendukung program Pemerintah Aceh mewujudkan Aceh Hebat, dan mempersiapkan generasi terbaik menyongsong bonus demografi di tahun 2045.
“TP PKK Aceh siap bersinergi dengan seluruh program Pemerintah Aceh untuk mewujudkan Aceh Hebat dan menyongsong bonus demografi di tahun 2045,” ujar Dosen Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Unsyiah itu.
“Generasi muda Aceh harus menjadi generasi yang unggul dan siap bersaing secara global. Oleh karena itu, saat ini TP PKK Aceh terus mensosialisasikan 3 program utama, yaitu pencegahan stunting, revitalisasi gotong royong, dan pencegahan bahaya gadget,” sambung Dyah Erti
Dyah menambahkan, kecukupan asupan gizi akan membentuk generasi yang unggul. Untuk itu, program pencegahan stunting penting untuk terus disosialisasikan.
Selain itu, untuk membentuk rasa empati dan kebersamaan, PKK Aceh juga mensosialisasikan pentingnya menghidupkan kembali gotong royong sebagai warisan indatu.
“Gotong-royong adalah warisan indatu yang harus kita galakkan kembali. Gotong-royong memupuk rasa kebersamaan, saling peduli dan meningkatkan empati. Selain itu, di akhir April nanti kita juga akan mendeklarasikan gerakan pencegahan bahaya gadget. Sebagaimana kita ketahui, selain memiliki sisi positif gadget juga memiliki sisi negatif, terutama terkait pornografi,” imbuh Dyah Erti.
Ketiga program ini, sambung Dyah, sangat berkaitan dengan upaya TP PKK Aceh mendukung program Pemerintah Aceh untuk mempersiapkan generasi Aceh yang berkualitas dan siap menyongsong bonus demografi serta turut mensukseskan Program Aceh Hebat.
Untuk diketahui bersama, selama ini Dyah Erti sangat fokus mensosialisasikan program pencegahan stunting. Bahkan, pada tanggal 3 Maret lalu, Pemerintah Aceh telah mendeklarasikan Gerakan Pencegahan dan Penanganan Stunting, yang diikuti oleh sejumlah Bupati dan Wali Kota.
Bahkan, Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah telah menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 14 tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanganan Stunting Terintegrasi di Aceh.