Sebanyak tujuh keluarga asal Nias yang terdiri atas 22 jiwa yang baru memeluk Islam di Aceh Barat mendapatkan bantuan dari Baitul Mal Aceh. Bantuan yang diberikan berupa uang tunai sebesar Rp1 juta per Kepala Keluarga (KK).
Penyerahan bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Plt Kepala Baitul Mal Aceh, Zamzami Abdurrani, yang ikut menyaksikan pensyahadatan para muallaf tersebut di Masjid Asyura, Seneubok, Aceh Barat.
Pensyahadatan ini turut disaksikan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Barat Tgk Abdurrani Adian, Kapolres AKBP H Raden Bobby Aria Prakasa SIK, perwakilan Kodim 0105 Aceh Barat, Kepala Desa Seuneubok Nazarudin, Kepala Baitul Mal Aceh Barat, dan perangkat desa setempat.
“Ini merupakan bantuan rutin dari Baitul Mal Aceh dan hak mereka yang baru memeluk agama Islam. Bantuan santunan ini untuk membantu kebutuhan sementara mereka,” kata Zamzami.
Zamzami menambahkan, bantuan dari Baitul Mal ini tidak berhenti sampai di sini saja, ke depan akan dibantu dalam bentuk program lainnya seperti program pembinaan syariat Islam, beasiswa kepada anak-anak mereka, dan beberapa program pemberdayaan ekonomi lainnya.
Ada pun ke-22 muallaf tersebut di antaranya Darman Zalukhu, Yusmar Zalukhu, Siti Linar Harefa, Melizaro Harefa, Senimar Harefa, Putri Harefa, Famoni Harefa, Timeria Zalukhu, Ofoneo Mandrofa, Deniwati Arefa, Fenaman Zalukhu, Nitaria Zanara, Kurniawan Zalukhu, Ferdin Zalukhu, Seffian Abigail, M Farhan Zalukhu, Andra Karisman Zalukhu, Noverman Zalukhu, Ferisman Zalukhu, Epan Marwati Zalukhu, Adenince Zalukhu, dan Niskar Zalukhu.
“Kita bersyukur sudah bertambah lagi saudara seiman. Kita berharap mereka terus belajar Islam dan tetap teguh dalam agama ini,” jelas Zamzami.
Katanya lagi, muallaf merupakan salah satu senif penerima zakat, maka Baitul Mal memberi perhatian khusus kepada mereka, baik yang baru maupun yang lama. Saat ini Baitul Mal Aceh juga sedang mendata semua muallaf seluruh Aceh dan mendeteksi apa kebutuhan mereka untuk dibantu.
Sementara itu, Darman Zalukhu salah seorang muallaf mengatakan dirinya tanpa paksaan memeluk Islam. Ia terharu kebersamaan muslim dalam setiap kegiatan, sehingga membuatnya ingin menjadi bagian dari kebersamaan itu.
“Kami ingin seperti orang-orang muslim lainnya, maka kami mencari tokoh masyarakat yang bisa mensyahadatkan kami,” tandasnya.
Para muallaf ini bekerja di Aceh Barat Daya (Abdya) pada sebuah PT Kelapa Sawit. Namun ada temannya yang sudah muallaf tinggal di Meulaboh, Aceh Barat, maka mereka dibawa ke Aceh Barat untuk disyahadatkan.