Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) di provinsi Aceh pada triwulan I mengalami penurunan produksi sebesar -4,14 persen.
Penurunan tersebut terhitung cukup tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi IMK secara nasional yang mengalami pertumbuhan sebesar 1,74 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Hermanto mengatakan IMK yang paling besar terjadinya penurunan produksi seperti produksi kelompok industri percetakan dan produksi media rekaman yang mengalami penurunan hingga -14,17 persen, kemudian diikuti industri makanan yang mengalami penurunan -8,35 persen dan industri pakaian jadi yang mengalami penurunan -8,29 persen.
Namun demikian menurutnya ada beberapa jenis produksi yang memperlihatkan peningkatan yang cukup signifikan pada triwulan I tahun 2013 ini seperti produksi barang bukan logam yang meningkat hingga 16,30 persen dan produksi kelompok indusrtri kimia dan barang bukan kimia yang meningkat hingga 11,84 persen.
“kalau IMK kita Aceh turun, ini kaitannya dengan adanya kenaikan harga barang sehingga produksi makanan turun, khususnya makanan jadi”lanjutnya.
Sementara itu untuk produksi industri Manufaktur Besar Sedang (IBS), BPS Aceh mencatat pada triwulan I tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 2,78 persen, bila dibandingkan dengan produksi triwulan I tahun 2012.
Kenaikan produksi indutri besar sedang terjadi pada kelompok industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 6,75 persen.
Menurut Hermanto bila dibandingkan secara nasional pertumbuhan indsutri manufaktur besar sedang provinsi Aceh triwulan I tahun 2013 masih jauh lebih baik, dimana Aceh tumbuh 2,78 persen sedangkan nasional mengalami penurunan -2,25 persen.