Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menampung makanan khas Aceh berupa ‘keumamah’ (ikan kayu) untuk disumbangkan bagi korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng).
“Tak cuma bantuan dana dan dendeng yang sedang kami galang, tapi juga ikan keumamah hari ini kami terima seberat 15 kilo (kilogram/kg),” kata Kepala Pelaksana BPBA Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Selasa.
Hal tersebut diucapkan Dadek usai menerima bantuan berupa dari Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Wildansyah berupa 34 kg dendeng, 15 kg ikan kayu, pisang sale, dan kopi di Kantor BPBA.
Ia menambahkan telah terkumpul bantuan yang akan segera disalurkan bagi korban gempa dan dan tsunami di Sulteng untuk dana sebanyak Rp530.336.400 juta dari 268 orang penyumbang.
Sementara bantuan lauk-pauk total seekitar 70 kg, terdiri dari ikan dendeng seberat 51 kg, lalu ikan keumamah seberat 15 kg, selebihnya pisang saleh dan kopi yang dikemas dalam 200 kotak.
Bantuan tersebut, lanjutnya tidak hanya diberikan oleh pemerintah setempat dan masyarakat bisa di Aceh, tetapi juga kalangan pengusaha, seperti pengusaha dendeng di Seulawan, Kabupaten Aceh Besar.
Seperti diketahui, ikan kayu dulunya merupakan andalan bagi pejuang di Aceh ketika melawan penjajah Belanda. Ikan ini sebagai makanan andalan, karena telah diolah sedemikian rupa dan bisa tahan lama untuk dikonsumsi.
“Penggalangan bantuan bagi korban di Sulteng ini, kami buka terus untuk di tampung di Kantor BPBA hingga tanggal 22 Oktober 2018,” ucap Dadek.
Data terbaru jumlah korban meninggal dunia dalam musibah gempa dan tsunami, di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, hingga Selasa, pukul 08.54 Wita mencapai 2.002 orang.
Perkembangan informasi penanganan tanggab darurat bencana gempa dan tsunami Sulteng di Posko Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) di Palu menyebutkan dari korban meninggal dunia itu sebagian dikuburkan secara massal dan sebagian oleh keluarganya masing-masing.
Korban meninggal dunia yang telah dikuburkan secara massal di Poboya sebanyak 864 jenazah, di pemakaman massal Pantoloan 35 jenazah, dan di pemakaman massal di Donggala 35 jenazah.
Korban meninggal dunia yang telah dimakamkan oleh keluarganya masing-masing sebanyak 1.068 jenazah. Sementara korban luka-luka mencapai 4.084 orang, korban hilang 671 orang. Antara