Jakarta- Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah beserta 500 kader pelajar se Jabodetabek menggelar acara bertajuk “The Harmony and Peace Walk: Students Stand for Peace” di Bundaran HI dan Jl. Jend. Sudirman, Jakarta pada Ahad (28/1). Untuk mensukseskan acara, IPM bekerja sama dengan International Peace Youth Group (IPYG), International Women’s Peace Group (IWPC), dan Heavenly Culture, World Peace (HWPL).
Kegiatan ini diselenggarakan untuk menyuarakan kepedulian anak muda terhadap perdamaian dalam persaudaraan antar manusia. Kepedulian atas perdamaian ini juga termasuk menyuarakan sikap menolak berbagai macam bentuk kekerasan dan perang yang hingga kini masih banyak terjadi.
Keikutsertaan IPM dalam kampanye perdamaian ini dilandasi semangat memperjuangkan hak asasi manusia yang terenggut akibat peperangan. Selama ini, perang yang berkecamuk di sejumlah negara telah memporak-porandakkan kehidupan masyarakatnya. Para pelajar tidak bisa mendapatkan hak pendidikannya karena fasilitas untuk belajar hancur. Mereka juga harus bertaruh nyawa karena kontak senjata bisa saja terjadi tiba-tiba.
“Apapun persoalannya, perang bukan solusi. Sejarah membuktikan bahwa perang hanya menambah penderitaan manusia. Perang juga menyuburkan kebencian dan rasa takut yang berlarut-larut,” ujar Muhammad Irsyad, Ketua Advokasi PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah .
Ia juga menjelaskan bahwa selama ini IPM selalu mengawal beragam isu yang menyangkut kepentingan pelajar seperti isu bullying, tawuran, pelecehan seksual di sekolah, narkoba, hingga ketimpangan akses pendidikan.
Para peserta yang mengikuti acara ini turut membawa berbagai macam atribut menyusuri area Car Free Day di Jl. Sudirman. Wahyu Mulyono, Sekretaris Umum PW IPM DKI sekaligus koordinator lapangan peserta mengungkapkan antusiasme peserta dan masyarakat yang mengikuti. “Atensi masyarakat di sekitar acara menunjukkan bahwa apa yang dikampanyekan ini menyuarakan pandangan masyarakat secara luas,” ujarnya.
Kerjasama dengan IPYG, IWPC, dan HWPL dalam kampanye perdamaian bukan kali ini saja dilakukan. Tahun 2016 lalu kerjasama antarorganisasi ini juga dilakukan dengan core isu yang sama. Sebagai organisasi non-profit dan non-governance, kolaborasi antar komunitas dan organisasi ini perlu dilakukan untuk memperluas impact dari hal yang diperjuangkan.
Velandani Prakoso, Ketua Umum PP IPM menyatakan IPM sebagai gerakan pelajar di Indonesia yang memiliki catatan kiprah dalam mewujudkan gerakan nirkekerasan, berharap kolaborasi antar organisasi dan komunitas ini kedepannya dapat terus berlangsung. “Isu perdamaian dan anti kekerasan ini adalah isu yang sangat luas. Kolaborasi dan kerjasama dapat memperkuat daya tahan untuk berjuang mengawal isu ini secara berkelanjutan,” harap Velandani.