Pengumpulan zakat infak dan shadakah (ZIS) oleh Baitul Mal Kota Banda Aceh terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Realisasi zakat mal yang terkumpul pada tahun 2017 mencapai Rp. 20 Milyar.
Namun demikian kalangan DPRK Banda Aceh menilai masih banyak potensi zakat mal yang belum tergarap di kota Banda Aceh.
Anggota Komisi D DPRK Banda Aceh Isnaini Husda mengatakan masih ada potensi-potensi yang bisa digali oleh Baitul Mal Kota Banda Aceh, khususnya dari perusahaan-perusahaan swasta seperti usaha kuliner dan pertokoaan.
Selanjutnya kata Isnaini, pengumpulan ZIS tersebut juga harus diiringi dengan penyaluran yang tepat sasaran. Dengan demikian diharapkan kepercayaan Muzakki kepada Baitul Mal Kota Banda Aceh semakin tinggi.
Isnaini mengakui, meskipun belum pernah diukur potensi zakat di Banda Aceh, namun ia menilai potensi yang ada di Banda Aceh bisa mencapai dua kali lipat besarannya dari yang sudah berhasil dikumpulkan.
“Potensi zakat di Banda Aceh sangat besar, kalau mampu digali dan bekerjasama dengan pihak-pihak swasta di Banda Aceh maka hasilnya tentu akan lebih maksimal,”tambahnya.
Isnaini mengharapkan peran besar dari Baitul Mal terhadap pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran di Banda Aceh.
“Pelatihan-pelathan life skill sehingga mereka bisa membuka usaha sendiri, seperti yang sudah dilakukan oleh Baitul Mal selama ini, dan tidak hanya pelatihan tapi mereka juga diberikan alat keraja sehingga mebuka lapangan kerja,”lanjutnya.
Sementara itu sebelumnya Wakil Ketua Dewan Pengawas Baitul Mal Kota Banda Aceh, Tgk. Masrul Aidi mengungkapkan, potensi zakat dari kalangan pengusaha dan pedagang di Kota Banda Aceh sangat besar dan bisa mencapai Rp 100 milyar.
Namun menurutnya, masalah utama dalam pengumpulan zakat saat ini seperti, masih banyaknya Muzakki yang menyalurkan zakat ke luar Kota Banda Aceh, banyak muzakki yang menyalurkan zakatnya langsung ke daerah-daerah.