Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Azhari berharap program digitalisasi madrasah bisa segera terwujud, karena transformasi digital merupakan salah satu program prioritas Kementrian Agama dibawah Kepemimpinan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Hal itu disampaikan Azhari pada kegiatan serah terima bantuan pengadaan server dan jaringan komputer (CBT) MTs dan MA serta pembinaan kompetensi guru melalui kelompok kerja tahun 2023, di lingkungan kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Selasa (01/08/2023).
Azhari menyebutkan, Menteri Agama sangat berharap agar keluarga besar Kementerian Agama melek terhadap IT, sehingga mampu menggunakan media khususnya di Handphone masing-masing untuk mensosialisasikan program-program positif di Kementerian Agama.
Ia juga berharap agar bantuan server dan jaringan komputer (CBT) MTs dan MA ini semakin memudahkan pihak madrasah dalam mengolah data dan mempercepat perkerjaan di jajaran Kementerian Agama, khususnya di madrasah dalam rangka mempercepat digitalisasi madrasah.
“Bantuan server ini juga sinergi dari kebijakan mempercepat digitalisasi madrasah, namun secanggih apapun alat sebanyak apapun aplikasi kalau bapak ibu tidak aktif menggunakannya maka tidak bermanfaat, maka gunakan alat tersebut untuk memudahkan perkejaan sehari-hari,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Azhari juga mengingatkan kepada peserta bahwa mutu pendidikan sangat tergantung pada kompetensi guru dan kepemimpinan Kepala Madrasah. Oleh karena itu ia mengingatkan Kepala Madrasah dan guru agar senantiasa meningkatkan kompetensi serta menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar madrasah.
Sementara itu Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Zulkifli, S.Ag, M.Pd, menyebutkan bahwa pada tahun 2023 ini Kemenag Aceh mendapatkan bantuan server dan jaringan komputer (CBT) dari Direktorat KSKK sebanyak 110 perangkat yang diperuntukkan kepada 22 madrasah swasta baik Mts dan MA, jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 50 perangkat.
Penyerahan server dan jaringan komputer (CBT) itu menurutnya dalam rangka mendukung program digitalisasi madrasah.
Sementara itu terkait pembinaan guru, Pihaknya bersyukur pada tahun ini pemerintah kembali memberikan jatah sebanyak 400 Pokja untuk Aceh, meskipun yang mampu terpenuhi hanya sekitar 286 Pokja dengan anggaran mencapai 5,6 Milyar.
“Tahun lalu kita mampu mendapatkan bantuan hingga 9 milyar, tapi tahun ini ketika peluang itu lebih besar justru kita seperti kurang termotivasi untuk mengambilnya, padahal ini sangat penting dalam rangka peningkatan kompetensi dan pengembangan keprofesian berkelanjutan, karena harus kita akui bahwa mutu guru masih sangat rendah,” ujarnya.