Nezar Patria yang pagi ini dilantik sebagai Wakil Menteri Kominfo oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan putra kelahiran Pidie, Aceh, 05 Oktober 1970.
Sosok yang dikenal luas sebagai jurnalis dan aktivis itu sebelumnya merupakan Staf khusus V Menteri BUMN. Ia juga sempat menjadi Direktur Kelembagaan PT Pos Indonesia (Persero) 23 September 2020-25 April 2022 dan komisaris Utama PT Dapensi Trio Usaha pada 31 November 2021-13 Juni 2022.
Ayahnya bernama Sjamsul Kahar, merupakan Pemimpin Umum Harian Serambi Indonesia, surat kabar di Aceh. Nezar sendiri juga pernah menjadi Anggota Dewan Pers dari unsur wartawan. Nezar diketahui pernah aktif pada media besar di tanah air seperti Tempo, Viva, CNN dan The Jakarta Post.
Dia juga pernah terpilih sebagai Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) periode 2008 sampai 2011. Nezar juga pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Pers periode Maret 2016 sampai Juni 2019. Dia juga aktif sebagai Anggota Dewan Etik di Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).
Selain aktif di Media, Nezar juga dikenal sebagai salah satu aktivis gerakan Reformasi 1998. Saat itu dia tercatat sebagai Sekretaris Jenderal Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), bahkan Nezar Patria pernah jadi korban penculikan tim Mawar pada 1998. Setelah dibebaskan, Nezar juga pernah berkecimpung menjadi relawan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).
Nezar adalah alumnus SMA Negeri 2 Banda Aceh yang melanjutkan studi di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1997), dengan fokus studi filsafat politik, dan meraih gelar MSc untuk politik dan sejarah internasional di London School of Economics (LSE), Universitas London, Inggris (2007). Ia menjadi pemenang Journalism for Tolerance Prize (2003) yang digelar International Federation of Journalist (IFJ) di Manila, Filipina, untuk liputan investigasi kerusuhan Mei 1998 yang dimuat di Majalah TEMPO.
Ia juga anggota tim misi pembebasan wartawan RCTI Feri Santoro di Aceh yang disandera Gerakan Aceh Merdeka (2004). Nezar terpilih sebagai Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia periode 2008-2011. Selain berkarya di dunia jurnalistik, dia juga aktif di bidang riset dan tercatat sebagai editor jurnal pemikiran sosial dan ekonomi Prisma (LP3ES).