Inflasi gabungan kota IHK di provinsi Aceh terus menunjukkan perbaikan dan diperkirakan akan terus berada pada angka target inflasi nasional.
Hal demikian dipaparkan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Prabu Dewanto pada kegiatan diskusi Perkembangan dan Strategi Pengendalian Inflasi di Aceh, Selasa (11/07/2023).
Meskipun terkendali, menurutnya juga terdapat beberapa risiko inflasi yang harus diantisipasi kedepannya seperti ancaman Elnino atau kekeringan yang diperkirakan terjadi diseluruh Indonesia pasa semester dua 2023 sampai awal 2024.
“Ini memang bukan pertama Elnino di Indonesia, tapi bagaimana dari sekarang kita menyiapkan diri, bagaimana daerah lumbung beras atau bawang meningkatkan produksi serta menjaga pasokan mereka, dan ini menjadi perhatian secara Nasional,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, pihak Bank Indonesia juga menyampaikan sejumlah rekomendasi sebagai salah satu langkah mitigasi menghadapi risiko inflasi seperti perluasan gerakan tanam cabai merah dan bawang merah serta mendorong pengolahan pasca panen. Selanjutnya penerapan teknologi pertanian yang mencakup bibit unggul, digital farming, integrated farming dan green house. Kemudian Penyediaan alat mesin pertanian (alsinta) dan sarana produksi pertanian.
Rekomendasi selanjutnya adalah perluasan jaringan kerjasama antar daerah intra dan antar provinsi untuk komoditas penyumbang inflasi. Kemudian memfasilitasi distribusi dan subsidi biaya angkut yang juga akan berdampak pada penurunan harga pasar.
“Kemudian yang juga perlu dilakukan adalah melanjutkan operasi pasar atau pasar murah di sampel pasar BPS untuk menjaga harga supaya terjangkau dan melakukan sidak pasar untuk memastikan pedagang menjual sesuai HET dan tidak terjadi penimbunan barang,” tambahnya.