Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar, ikut menghadiri senam sehat menuju pemilu 2024 yang bermartabat yang digelar oleh Polresta Banda Aceh di lokasi Car Free Day di Jalan T. Daud Beureueh Banda Aceh, Minggu (05/03/2023).
Turut hadir dalam kegiatan itu Kapolresta, Dandim, Kajari, Ketua Pengadilan Negeri, Asisten Setda Kota, KIP, Panwaslih Kota Banda Aceh, dan pimpinan partai politik serta para kepala OPD.
Dalam sambutannya Farid mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh Kepolresta Banda Aceh, Kombes Pol Fahmi Irwan Ramli SH, SIK, M.Si dan jajarannya, Ketua DPRK mengajak warga Kota Banda Aceh untuk sama-sama mewujudkan pemilu yang berkualitas sehingga terwujud pula demokrasi yang bermartabat.
“Kami sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Pak Kapolresta dengan menggandeng Forkopimda dan penyelenggara pemilu dalam Car Free Day hari ini. Dalam suasana yang rileks dan santai sambil berolahraga, kita membangun komitmen untuk mewujudkan pemilu yang berkualitas di Kota Banda Aceh,” ujar Farid Nyak Umar di hadapan ribuan peserta senam sehat.
Farid menyebutkan, ada empat hal yang perlu dilakukan dalam mewujudkan pemilu yang bermartabat. Pertama, melahirkan regulasi yang baik. Sejauh ini pemerintah sudah melahirkan aturan pemilu mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah.
Kedua, penyelenggara pemilu yang menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan dan sistem yang telah ditetapkan. Dan Banda Aceh juga sudah siap dengan perangkat penyelenggara pemilu baik dari KIP maupun Panwaslih yang strukturnya hingga ke tingkat gampong dan TPS.
“Sebagaimana kita ketahui di bawah KIP ada PPK dan PPS, begitu juga dengan pengawas pemilu juga sudah terbentuk hingga ke gampong-gampong. Ini merupakan modal yang dimiliki Kota Banda Aceh untuk mewujudkan pemilu yang bermartabat,” kata politisi Partai Keadilan Sejahtera itu.
Ketiga peserta pemilu yang berkualitas. Para peserta ini terdiri atas partai politik, calon legislatif, calon DPD, pasangan calon presiden dan wakil presiden, serta pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, calon wali kota dan calon wakil wali kota.
”Mereka ini juga harus menjadi peserta yang baik dan taat aturan yang mengedepankan nilai-nilai demokratis yang tidak menempuh dan menghalalkan segala cara demi mencapai kemenangan,” ujarnya.
Keempat, pemilih yang baik memilih berdasarkan keyakinan hati nurani, bukan didasarkan pada hal-hal yang lain apalagi terlibat dalam praktik politik uang. Pemilih yang baik akan menolak segala bentuk tawaran atau perbuatan curang yang dilakukan oleh calon.
”Pemilih yang baik adalah pemilih yang mengedepankan rasionalitas dan kepentingan masa depan bangsa dan negara daripada kepentingan sesaat,” tutur Ketua DPD PKS Banda Aceh itu.
Farid menambahkan, jika keempat faktor di atas semuanya baik, semuanya taat aturan, maka ia yakin dan percaya pemilu yang jujur, adil, demokratis, dan bermartabat akan sangat mudah untuk diwujudkan. Namun, jika salah satu saja dari empat faktor di atas tidak berjalan, niscaya akan sangat sulit untuk mencapai pemilu yang jujur, adil, dan bermartabat.
Karena itu ia mengimbau masyarakat agar terus berupaya mewujudkan pemilu yang bermartabat. Setiap orang memiliki kontribusi dan peran untuk mewujudkan pemilu yang baik, maka jadikanlah pemilu sebagai ajang kebaikan sebagai bentuk dari perwujudan demokrasi pancasila sebagai penyerahan kedaulatan di tangan rakyat untuk menentukan pilihannya.
”Jangan pernah menyalahkan pemilu atau menyalahkan pihak lain karena sejatinya semua kita memiliki andil memiliki peran sebagai apa pun posisi kita dalam pemilu nanti. Saya berharap kita semua dapat bekerja sama untuk memastikan pemilu yang adil, jujur, dan transparan pada tahun 2024,” tuturnya.