Rumah Amal Masjid Jamik Universitas Syiah Kuala (USK) melaksanakan kegiatan penyaluran bantuan bebek dalam Program Pemberdayaan Ekonomi 1000 Bebek untuk Masyarakat Duafa.
Penyaluran ini dilakukan langsung oleh Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni USK, Dr. drh. Mustafa Sabri, M.P kepada 10 orang penerima manfaat program. Selain itu juga turut berhadir dalam kegiatan ini Direktur Rumah Amal Masjid Jamik USK, Tedy Kurniawan Bakri, M.Farm.Apt. Total bantuan yang disalurkan dalam program ini sejumlah Rp 60.000.000,-.
Program Pemberdayaan Ekonomi 1000 Bebek untuk Masyarakat Duafa tahun 2022 merupakan tahun ke-2 program ini telah dijalankan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat di lingkungan sekitar kampus yang masih memiliki kekurangan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, beternak merupakan pekerjaan yang dianggap dekat dengan kehidupan masyarakat. Sehingga program ini diharapkan menjadi solusi bagi masalah perekonomian warga.
Dalam sambutannya Direktur Rumah Amal Tedy Kurniawan menyampaikan bahwa modal usaha yang diberikan harus dikelola dengan baik dan para penerima juga akan mendapat pendampingan dari tim Rumah Amal.
“Program ini sudah berjalan selama beberapa tahun. Ada beberapa kendala yang kita temui dalam pelaksanaannya, misalnya ada yang tidak sanggup lagi memelihara sehingga bebek yang diberikan pun dijual sebelum menghasilkan telur. Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada bapak/ibu penerima agar dapat mengelola dengan baik modal usaha yang sudah diberikan. Selain itu, nantinya kita dari tim Rumah Amal akan mendampingi masyarakat penerima program” ujar Tedy dalam sambutannya.
Adapun bentuk modal usaha yang diberikan dalam penyaluran ini yaitu 10 sak pakan bebek petelur Vivo N-511, 20 buah tempat pakan, 20 buah tempat minum ukuran 4 liter, 10 bungkus vitamin, obat-obatan dan 930 ekor bebek (900 ekor DOD dan 30 ekor bebek usia 2 bulan). Penyaluran modal usaha untuk program ini dilaksanakan secara bertahap dengan target penyaluran berakhir saat ternak berusia 6 bulan (usia mulai berproduksi telur).
Sementara itu Kabiro BKA USK Mustafa Sabri menyampaikan bahwa beternak bebek semenjak DOD hingga nantinya mulai berproduksi membutuhkan waktu yang tidak singkat. Setidaknya butuh waktu hingga usia pemeliharaan bulan ke-5 atau ke-6 hingga bebek mulai bertelur.
“Pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat Duafa melalui beternak bebek ini diharapkan mampu menjadi sumber pendapatan bagi bapak/ibu penerima. Pihak kampus melalui Rumah Amal menunjukkan kepeduliannya kepada warga sekitar kampus dengan memberikan bantuan-bantuan dalam programnya. Kami juga berpesan agar bapak/ibu dapat memelihara bebek yang diberikan dengan sepenuh hati dan juga dengan penuh kesabaran karena memelihara bebek juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar” ujar Mustafa.
Selain penyaluran bantuan bebek dan perlengkapan pemeliharaan, kegiatan ini juga dilakukan mini-workshop untuk peningkatan skill pemeliharaan yang diberikan langsung oleh drh. Nurwahidi (Tenaga Teknis di Dinas Peternakan Aceh).
Mini-workshop kali ini bertajuk “Strategi Sukses Pemeliharaan Bebek Petelur dari Awal hingga Panen”.
Dalam workshop ini, pemateri yang akrab disapa bang Wahid menyampaikan kepada penerima manfaat bahwasanya ada 3 fase dalam pemeliharaan yaitu fase starter, fase grower dan fase dewasa. Ketiga tahap ini memiliki perlakuan dan pemberian jumlah pakan yang berbeda. Selain itu, pakan dalam usaha beternak bebek merupakan hal penting sehingga ketersediannya adalah sebuah keharusan. Untuk itu pakan alternatif merupakan solusi penting untuk menggantikan pakan komersil yang saat ini menjadi kendala serius bagi peternak pemula.