Bank Aceh menghimbau agar nasabah waspada terhadap penipuan manggunakan web link Action Bank Aceh.
Hal tersebut seiring dengan beredarnya sejumlah web-link di yang sengaja di sebar melalui aplikasi whatsapp, instagram, dan sejumlah akun medsos.
Kabid Humas Bank Aceh, Ziad Farhad mengatakan, dalam sepekan terakhir beredar modus baru penipuan Acion Mobile dengan membuat website yang meniru tampilan Action Mobile dengan iming-iming pendaftaran BI Fast dan fitur transfer dengan biaya Rp.0,-, dengan menggunakan web link https ://action-bank-aceh.my.id/akun.
“Action mobile resmi hanya dapat di akses via aplikasi mobile melalui playstore bagi android dan App store bagi IoS. Karena itu, jangan pernah mengakses setiap website yang mengatasnamakan Action Mobile dengan modus phising,” ujar Ziad.
Ditambahkan Ziad, phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi (nama, usia, alamat), data akun (username dan password), dan data finansial (informasi kartu kredit, rekening).
Dalam hal penipuan Action Mobile menggunakan website, modus yang digunakan adalah dengan mengirimkan link tertentu yang identik dengan Action Mobile. Selanjutnya, apabila di klik, pengguna telepon pintar akan di arahkan ke menu login dengan meminta user, password, nomor HP berikut OTP.
“Kegiatan phising memang bertujuan memancing orang untuk memberikan informasi pribadi secara sukarela tanpa disadari. Padahal informasi yang dibagikan tersebut akan digunakan untuk tujuan kejahatan,” ujar Ziad.
Ziad menegaskan, Bank Aceh tidak pernah meminta kode OTP, Personal Identification Number (PIN), kode aktivasi, maupun informasi apapun kepada nasabah untuk setiap layanan produknya.
“Kami menyediakan layanan contact center 1500845 dan telepon (0651) 22966 (hunting) yang dapat digunakan untuk dapat mengkonfirmasi setiap informasi apapun yang mengatasnamakan Bank Aceh,” ujarnya.
Selain melalui website bankaceh.co.id, informasi resmi dari Bank Aceh dapat di akses di akun instagram @bankacehofficial, twitter: @bankacehsyariah, tiktok: @bankaceh_official, dan YouTube Bank Aceh Official
“Kami menghimbau nasabah untuk dapat selalu waspada terhadap penawaran yang dapat merugikan nasabah. Apalagi saat ini Indonesia termasuk negara yang rentan terhadap serangan siber dalam berbagai platform,” ujarnya.
Diakatakan Ziad, menurut data perusahaan keamanan siber Surfshark, Indonesia menempati urutan ke-3 negara dengan jumlah kasus kebocoran data terbanyak di dunia. Tercatat, ada 12,74 juta akun yang mengalami kebocoran data di tanah air selama kuartal III-2022 alias yang tercatat hingga 13 September 2022.
“Data ini tentunya menjadi indikator untuk siapapun lebih waspada dalam menerima informasi apapun yang mengatasnamakan lembaga tertentu,” ujarnya.