Setelah kegiatan Perempuan Tangkal Hoaks di Bali pada Maret lalu, kini MAFINDO melakukan kegiatan serupa di Aceh pada Sabtu, 16 April di Hotel Kyriad, kota Banda Aceh.
Kegiatan Perempuan Tangkal Hoaks yang dihadiri sekitar 30 orang peserta dari belasan organisasi yang beragam mendapatkan respon positif atau apresiasi yang sangat besar. Hal ini terlihat dari pernyataan peserta yang menginginkan kegiatan ini tidak berhenti di pelatihan saja atau ada tindak lanjutnya.
“Kami menginginkan terbentuknya MAFINDO Aceh. Agar aktivitas para peserta pelatihan dan yang bergabung kemudian bisa berkelanjutan,” kata salah satu peserta pelatihan, Mira.
Peserta pelatihan lainnya yang terlibat dalam aktivitas pemberdayaan kelompok perempuan dan anti korupsi, Riris dan Widya Safitri dengan kompak mengatakan kegiatan dan materi yang diberikan pada pelatihan ini adalah hal baru yang diketahui mereka.
“Sebelumnya mungkin ada yang membahas seperti tema ini. Tapi pada acara MAFINDO materinya bisa dikatakan lengkap dan siap guna, karena ada sesi praktiknya, jadi bermanfaat sekali,” kata Widya.
“Kami juga mengharapkan materi yang disampaikan pada kegiatan tadi, seperti memeriksa hoaks dalam bentuk narasi, foto, video dan lokasi dapat diakses dari berbagai platform,” ujar Raudhatul.
USAID dan Internews yang mendukung kegiatan ini, melalui perwakilannya Denny Herlambang mengapresiasi kegiatan yang sangat bermanfaat bagi peserta.”Materi yang disampaikan sangat membantu perempuan untuk mendapatkan informasi yang benar yang sesuai dengan fakta dan data yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan kaum perempuan Aceh di berbagai bidang,” ujarnya.
Di sisi lain Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) kota Banda Aceh, Juli Amin mengatakan kegiatan ini bermanfaat untuk menginformasikan kepada masyarakat, khususnya perempuan Aceh terkait kinerja media dan para jurnalisnya. Sampai hari ini menurutnya, masih ada yang belum mengetahui informasi tersebut.
“Saya sampaikan kepada peserta tentang bagaimana prosedur kerja media dan aturan-aturannya seperti kode etik jurnalistik. Harapannya dari sini hubungan media dan masyarakat dapat lebih dekat lagi untuk meningkatkan kualitas ekosistem media yang ada di Aceh,” ungkapnya.
Sementara Program Officer dari kegiatan ini, Dedy Helsyanto mengatakan bahwa Perempuan Tangkal Hoaks adalah rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan lainnya, seperti kegiatan pembentukan Paguyuban Ekosistem Internet Sehat (PESAT) dan lomba Indonesia Periksa Fakta (IPF) untuk kategori perempuan yang rencananya akan diselenggarakan setelah Idul Fitri atau lebaran.
“Jadi ini dimaksudkan sebagai pemantik yang dapat ditularkan ke para kelompok perempuan yang ada di daerah lain. Artinya ini akan memperluas jangkauan gerakan tangkal hoaks khususnya kelompok perempuan,” katanya.
Kegiatan ini juga didukung oleh Relawan MAFINDO Aceh, Siti Zubaidah yang sempat menyampaikan materi seputar organisasi MAFINDO, kemudian Pemeriksa Fakta Senior MAFINDO, Bentang Febrylian sebagai moderator dan Veni Ariani serta Nurul Aini, dua mahasiswa UIN Ar-Raniry yang membantu pada bagian admin dan operator.