UMKM memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia karena memberikan sumbangan signifikan khususnya dalam pembentukan produk domestik bruto dan penyerapan tenaga kerja.
UMKM juga dipercaya memiliki ketahanan ekonomi yang tinggi sehingga dapat menjadi penopang bagi stabilitas sistem keuangan dan perekonomian.
Namun demikian, pengembangan UMKM masih menghadapi berbagai kendala, diantaranya yaitu dari sisi sarana dan prasarana, legalitas usaha, kapasitas SDM, permasalahan pembiayaan, akses terhadap pemasaran dan pemanfaatan teknologi.
Sebagai upaya dalam menghadapai permasalahan tersebut, Bank Indonesia memutuskan untuk melakukan intervensi berupa pengembangan dan pemberdayaan UMKM dari hulu ke hilir. Upaya tersebut tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan pemberian solusi yang tepat sesuai dengan kebutuhan UMKM.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia provinsi Aceh, Achris Sarwani menyebutkan dalam rangka mengambangkan UMKM di sisi hilir, Bank Indonesia telah menginisiasi pembentukan sharing packaging dan sharing marketing sebagai cikal bakal terbentuknya sharing factory di Aceh.
Ide tersebut bertujuan untuk efisiensi operasional usaha UMKM dan kemudahan dalam pengurusan perijinan UMKM.
“Sharing packaging dan Sharing marketing juga dapat menjadi jawaban atas permasalahan terkait ketersediaan sarana dan prasarana UMKM. Dengan adanya Sharing packaging dan Sharing marketing, UMKM diharapkan mampu meningkatkan skala produksi dan menekan biaya operasional yang selama ini menghambat ekspansi dan eskalasi UMKM”, Tutur Achris Sarwani dalam peresmian Sharing packaging dan Sharing marketing Koperasi Wirausaha Unggul Bersama Indonesia pada Rabu, 30 Maret 2022 di sekretariat Koperasi Wirausaha Unggul Bersama Indonesia, Jl Jendral Sudirman No 82.