Pada kendaraan ada dua jenis transmisi. Pertama manual sedangkan yang sekarang tengah laku keras adalah transmisi otomatis atau yang kerap disebut matik. Mana yang lebih baik? Sebenarnya sama saja, hanya tergantung pada selera Anda. Masing-masing transmisi punya kelebihan dan kekurangan, termasuk cara merawatnya agar dapat bekerja optimal.
Transmisi manual lebih dahulu digunakan karena cara kerjanya yang tidak rumit. Transmisi manual dinilai lebih andal karena sanggup menyalurkan tenaga lebih cepat. Seiring waktu, kemudian hadir transmisi matik. Transmisi jenis ini banyak disukai karena dianggap lebih mudah dalam pengoperasian. Yap, transmisi otomatis tidak memiliki pedal kopling sehingga membuat pengguna mobil merasa lebih nyaman saat berkendara, terlebih pada kondisi jalanan macet.
Nah, karena kinerja yang berbeda, kedua transmisi juga butuh perawatan yang berbeda pula.
Perawatan Transmisi Manual
Bagian pertama yang wajib dirawat adalah kopling mekanis. Hindari kebiasaan buruk seperti tidak menekan pedal kopling secara benar saat perpindahan gigi atau kasar saat melepas dan menekan. Hindari pula kebiasaan menahan setengah kopling saat di tanjakan karena akan mempercepat keausan pada kampas kopling. Jangan meletakkan kaki di pedal kopling saat mobil berjalan karena akan mempercepat keausan kopling.
Yang tidak kalah penting adalah menjaga kualitas oli transmisi manual yang bekerja melumasi gigi transmisi, synchromesh, dan komponen lain di dalam rumah transmisi. Oli transmisi manual yang terjaga kualitasnya akan melindungi gigi transmisi, memudahkan perpindahan gigi, dan menambah panjang usia pakai transmisi.
Perawatan Transmisi Otomatis
Hal yang wajar jika benda saling bergerak atau berputar akan mengalami keausan. Meski sudah dilumasi oli, langkah perawatan lain juga mesti diperhatikan. Contohnya komponen di dalam gearbox mesin mobil atau di transmisi. Karena sering bergesek, gram atau bubuk sisa gesekan akan bersarang hingga berisiko mengganggu kinerjanya.
Oleh sebab itu, agar performanya kembali meningkat biasanya dilakukan penggantian pelumas sesuai waktu interval peggantiannya. Sekedar informasi, penggantian pelumas reguler kurang maksimal lantaran masih ada gram di dalam gearbox tidak ikut terbuang. Sehingga dibutuhkan proses flushing atau pembersihan kontoran di dalam gearbox agar ruang kerja gearbox bersih secara maksimal.
Transmisi otomatis memanfaatkan tekanan oli dan Torque Converter untuk menggerakkan perpindahan gigi. Torque Converter menggantikan kopling mekanis dan seluruh komponen yang berada di dalam transmisi terendam oli. Artinya, pelumas memegang peran penting dalam menjaga performa transmisi matik.
Automatic Transmission Fluid (ATF) memiliki tugas sebagai pelumas seluruh komponen bergerak, baik di dalam torque converter maupun rumah transmisi. Selain itu, ATF juga harus menyalurkan tenaga hidrolis bertekanan tinggi untuk mengoperasikan kopling dalam rangka menyalurkan daya mesin dan melakukan perpindahan gigi.
Ada beberapa tipe ATF di mobil Toyota sesuai dengan teknologi yang diaplikasikan. Mulai dari Dexron II sampai IV, T-IV, WS, dan CVT, memiliki spesifikasi yang berbeda terkait kekentalan fluida dan performa lain seperti kemampuan menyerap panas dan melindungi komponen dari gaya gesek. Penggunaan ATF yang salah akan mempengaruhi performa transmisi matik.
Yang perlu diingat, pengoperasian yang benar menjamin transmisi mobil dapat bekerja dengan baik tanpa kendala. Selain itu, servis berkala juga menjadi kunci perawatan transmisi mobil.
Sumber: Oto.com