Gubernur Aceh Nova Iriansyah, membuka secara resmi Musyawarah Raya Luar Biasa Partai Daerah Aceh (PDA) tahun 2021, di Aula Grand Bayu Hill, Takengon, Jum’at (10/9/2021) malam.
Dalam sambutannya, Gubernur mengajak seluruh jajaran pengurus PDA untuk kembali mengimplementasikan enam peran penting Parpol dalam sebuah kehidupan bernegara.
“Jika kita menelaah kembali tentang makna kehadiran sebuah partai politik, kita akan melihat betapa pentingnya peran partai politik dalam mempengaruhi kebijakan bernegara dan bermasyarakat. Setidaknya ada 6 peran penting Parpol,” ujar Nova.
Keenam peran yang dimaksud Gubernur adalah, Pertama, untuk melakukan sosialisasi politik guna membentuk sikap dan orientasi kebijakan yang berdasarkan pada kepentingan rakyat banyak.
Peran kedua dari keberadaan Parpol adalah melakukan rekrutmen politik, dengan menyeleksi, memilih atau mengangkat seseorang untuk dapat melaksanakan sejumlah peranan dalam sebuah sistem yang dibangun bersama.
Peran ketiga, sebagai wahana untuk berpartisipasi dalam pembangunan daerah melalui proses pembuatan kebijakan umum.
Kempat, sebagai wahana untuk menyuarakan kepentingan rakyat.
Kelima, untuk menjembatani komunikasi antara Pemerintah dengan rakyat atau sebaliknya, sebagai kontrol sosial bagi Pemerintah dan pengambil kebijakan.
Dan terakhir, sebagai wadah pengendalian aspirasi, yaitu dengan cara mengatur ritme perbedaan pendapat yang ada di tengah-tengah masyarakat.
“Dengan latar belakang sejarah Aceh yang sangat khas, sudah pasti ke enam fungsi itu sangat penting diterapkan di daerah kita guna memperkuat sistem demokrasi di tingkat lokal,” kata Nova.
Dalam sambutannya, Gubernur juga mengungkapkan, bahwa kehadiran Partai Politik Lokal di Aceh merupakan salah satu butir Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki yang disepakati 16 tahun silam.
Gubernur menambahkan, kehadiran Parlok tidak hanya penting untuk memperkokoh hak-hak sipil masyarakat, tapi juga dapat memperkuat proses perdamaian yang sedang berlangsung. Sehingga, partisipasi masyarakat dalam pembangunan lebih terbuka, karena hubungan masyarakat dan pemimpinnya akan lebih dekat.
Sebagaimana diketahui, sejak Pemilu Legislatif pertama pasca Perdamaian tahun 2009, berbagai partai lokal banyak tumbuh di Aceh. Salah satunya adalah Partai Daerah Aceh.
Gubernur menambahkan, eksistensi PDA mewarnai iklim perpolitikan bukanlah hal yang mengejutkan, sebab cikal bakal partai ini sudah ada sejak tahun 2007.
“Kita semua memahami, PDA telah memiliki akar yang cukup kuat di masyarakat. Apalagi pendiri dan pengurusnya merupakan sosok yang cukup dikenal oleh masyarakat Aceh. Tidak salah jika saya katakan, bahwa Partai Daerah Aceh adalah aset milik Aceh yang harus kita jaga bersama, karena kehadiran partai ini merupakan simbol dari keistimewaan Aceh. Saya percaya, PDA mampu memberikan warna bagi semangat berdemokrasi di Bumi Serambi Mekah,” kata Gubernur.
PDA Diminta Persiapkan Diri hadapi Pemilu Legislatif 2024.
Guna memperkuat semangat berdemokrasi, Gubernur juga berpesan agar PDA melakukan persiapan sebaik mungkin, dalam menghadapi ajang kontestasi politik ke depan, terutama menjelang Pemilu Legislatif 2024.
Gubernur meyakini, pelaksanaan Musyawarah Raya Luar Biasa ini merupakan salah satu wahana untuk menata dan memperkuat strategi dalam merebut hati masyarakat Aceh jelang Pemilu mendatang. Sehingga PDA siap tampil dengan sosok pemimpin yang handal serta program-program yang sejalan dengan nurani rakyat.
“Saya tentu memahami bahwa persaingan merebut hati rakyat Aceh memang bukan pekerjaan mudah. Tapi jika PDA punya strategi yang tepat, akurat dan konsisten, niscaya upaya itu akan memberikan hasil yang terbaik. Pengalaman selama 14 tahun mewarnai dunia perpolitikan Aceh tentunya menjadi modal berharga bagi partai ini dalam membaca keinginan rakyat Aceh, sehingga PDA mampu menjadi spirit baru dalam memperkuat pembangunan di Aceh,” ujar Nova.
Sebagai kepala Pemerintahan Aceh, Gubernur juga mengapresiasi atas segala kritik, dukungan dan kontribusi Partai Daerah Aceh dalam memperkuat sistem Pemerintahan Aceh selama lebih dari empat tahun terakhir ini.
PDA Dukung Program Pemerintah Aceh
Senada dengan Gubernur, Ketua Umum PDA Tgk H Muhibbusshabri, juga menegaskan pentingnya membangun kebersamaan dalam membangun Aceh.
“Negeri ini adalah negeri kita bersama, oleh karena itu tidak ada sekat kesukuan, tidak ada sekat perbedaan pandangan politik, yang ada adalah semangat kebersamaan untuk membangun. Acehm” ujar Abi Muhibbusshabri.
“Seperti pelangi, yang indah karena beraneka warna, mari kita jalin silaturrahmi dan saling dukung. Kukuhkan pertemanan, PDA siap mendukung setiap program Pemerintah Aceh, yang saat ini dipimpin oleh Pak Nova, terutama yang berkaitan dengan program kemasyarakatan,” sambung Abi Muhib.
Pada kegiatan tersebut, Tgk H Baihaqi Yahya atau yang akrab disapa Baba Panton, selaku Ketua Dewan Mustasyar DPP PDA, menyampaikan Tausyiah Politik. Baba Panton mengajak kader PDA untuk mengingatkan kembali pesan Almarhum Abu Panton.
“Ingat pesan Abu Panton, jangan khianat dan tetap istiqamah. Oleh karena itu, kami tegaskan, PDA tetap Istiqamah mendukung Pemerintahan Gubernur Nova Iriansyah. Kami selalu mendukung dan mendo’akan agar sebesar apapun gelombang yang menerjang, Pemerintahan Pak Nova khusnul khatimah,” ujar Baba Panton.