Sejak kasus pertama dilaporkan pada 23 Maret 2020 hingga memasuki akhir Agustus 2021 belum terihat tanda-tanda akan berakhirnya pandem virus covid-19 di provinsi Aceh.
Dari data kasus harian yang dilaporkan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Aceh, menunjukkan ada peningkatan kasus yang sangat signifikan dalam beberapa hari terkahir, baik penambahan jumlah konfirmasi positif covid-19 maupun jumlah pasien covid-19 yang meninggal dunia.
Misalnya,pada Sabtu 21 Agustus 2021 satgas melaporkan penambahan kasus di Aceh mencapai 382 orang dan meninggal dunia mencapai 29 orang, dan sehari setelahnya, Minggu 22 Agustus 2021 Satgas Kembali melaporkan penambahan kasus positif covid-19 di Aceh yang 334 kasus dan meninggal dunia 24 orang. Meskipun terjadi sedikit penurunan, namun angka ini jauh melampaui kasus-kasus harian pada pekan-pekan sebelumnya.
Selain penambahan angka positif covid-19 dan angka kematian, empat dari 23 kabupaten/kota di Aceh juga ditetapkan sebagai daerah zona merah covid-19, dan sisanya 19 daerah dinyatakan sebagai zona oranye. Padahal sebelumnya hanya Banda Aceh yang konsisten pada Zona merah, namun saat ini telah melebar ke kabupaten Aceh Besar, Kota Langsa dan Kabupaten Singkil. Parahnya lagi, tidak ada satupun kabupaten/kota di Aceh yang berstatus zona kuning, apalagi zona hijau.
“Selain zona merah yang menyebar ke empat kabupaten dan kota, saat ini sudah tidak ada daerah di Aceh yang zona kuning, apalagi hijau,” ujar Juru bicara Satgas covid-19 Aceh, Safullah Abdul Gani.
Dampak dari penetapan Zona Merah tersebut, sejumlah daerah di Aceh Kembali melakukan berbagai kebijakan pendukung Pemberlakuan Pembatasan kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro. Misalnya kabupaten Aceh Besar yang sebelumnya telah memulai belajar tatap muka, kini Kembali ditiadakan dan diganti dengan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).
“Pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah dan madrasah umum untuk sementara ditiadakan dan diganti dengan Pendidikan jarak jauh sampai dengan pemberitahuan selanjutnya,” ujar Bupati Aceh Besar Mawardi Ali melalui surat edaran yang ditujukan kepada seluruh sekolah dan madrasah di kabupaten Aceh Besar.
Gencarkan Vaksin
Seiring dengan penambahan jumlah kasus covid-19 di Aceh, pemerintah Aceh dan kabupaten kota juga semakin menggencarkan gerakan vaksin. Pemerintah Aceh sendiri Kembali menggelar vaksinasi massal di Gedung Aceh Convention Hall, setelah sebelumnya dihentikan sementara waktu.
“Alhamdulillah sebanyak 1.372 orang disuntik vaksin setelah kegiatan vaksinasi massal seminggu lalu diliburkan karena petugas vaksin harus menjalani vaksin tahap ketiga,” ujar ketua bidang komunikasi satas covid-19 Aceh Muhammad Iswanto.
Pemerintah Aceh kata Iswanti masih fokus untuk mengejar capaian vaksinasi Covid-19 hingga di atas 70 persen dari total jumlah penduduk di Aceh.
“Pemerintah Aceh melakukan berbagai langkah konsolidatif dan sinergisitas lintas sektor untuk terwujudnya angka vaksin di atas 70 persen itu, sebagai upaya terbentuk kekebalan kelompok atau herd immunity,” kata Muhammad Iswanto.
Senada dengan pemerintah Aceh, Pemerintah kabupaten Aceh Besar juga menggelar kegiatan vaksinasi massal. Setelah ditetapkan sebagai zona merah covid-19, kegiatan vaksinansi pun akan digelar satgas covid-19 Aceh Besar disejumlah tempat dan fasilitas Kesehatan terhitung mulai 25 Agustus 2021 sampai dengan 3 September 2021.
Sekda Aceh Besar Sulaimi menyebutkan pelaksanaan vaksinasi covid-19 ditargetkan menyasar seluruh perangkat desa, ASN, guru dan tenaga kontrak baik pada dinas pendidikan maupun Kementrian Agama didalam wilayah kabupaten Aceh Besar.
“Kami meminta kepada tim pemantau vaksinasi covid-19 agar melakukan pemantau di lokasi vaksinansi,” ujar sekda Aceh Besar Sulaimi, Rabu (18/08/2021).
Bedasarkan data pada satgas Covid-19, kabupaten Aceh Besar merupakan daerah yang paling rendah capaian vaksinasinya hingga saat ini, dengan capaian baru 10,6 persen.
Juru bicara Satgas covid-19 Aceh Saifullah Abdul Gani mengatakan vaksinasi gencar dilakukan tidak hanya untuk memutus mata rantai penularan penyakit dan menghentikan wabahnya saja melainkan untuk mengeliminasi (memusnahkan) atau mengeradikasi (menghilangkan) penyakit tersebut dalam jangka Panjang.
Pemerintah Aceh kata dia, menargetkan seluruh penduduk Aceh tervaksin untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity dari ancaman covid-19.
“Cakupan vaksin di Aceh pertanggal 21 Agustus baru 18 persen, dengan capaian paling tinggi berada di kota Banda Aceh yang mencapai 54,3 persen, disusul Aceh Barar Daya 26,6 persen dan Langsa 26,4 persen, dan yang paling rencah itu Aceh Utara 10,5 persen dan Aceh Besar 10,6 persen,” ujar Saifullah.
Ia mengingatkan semakin rendah cakupan vaksinasi di suatu daearah maka semakin rendah perlindungan warga dari ancaman covid-19. Oleh karenanya ia mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk saling melindungi satu sama lain, dan satu-satunya cara adalah dengan segera melakukan vaksin.
“Kalau dari angka tersebut maka Banda Aceh diperkirakan akan segera mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok, dimana Sebagian masyarakatnya telah terlindungi atau kebal terhadap penyakit,” ujar Saifulah.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Aceh dr Iman Murahman, selaku Koordinator Vaksinasi Massal Pemerintah Aceh menjelaskan, saat ini ketersediaan vaksin sudah cukup memadai. Beberapa waktu lalu, Pemerintah Aceh baru saja menerima vaksin dari Pemerintah Pusat sebanyak 7.580 vial.
“Kita baru terima sebanyak 7.580 vial vaksin dari Pemerintah Pusat. Insya Allah, Senin nanti akan kita distribusikan ke kabupaten/kota. Kecukupan stok di daerah tentu sangat penting untuk menjawab tingginya animo masyarakat mengikuti vaksinasi. Oleh karena itu, setiap mendapat pasokan dari pusat, kita langsung distribusikan ke daerah,” kata dr Iman.
Iman menambahkan, dari 23 kabupaten/kota yang sudah distribusikan vaksin moderna dosis ketiga booster untuk tenaga kesehatan, sudah 17 kabupaten/kota yang sudah melaksanakan vaksinasi.
Iman juga mengapresiasi semakin tingginya animo masyarakat mengikuti vaksinasi covid-19, karena hal tersebut akan berimbas positif terhadap tujuan membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity dan menurunkan kasus COVID-19 di Aceh.
“Alhamdulillah, dari target awal 8 juta dosis, saat ini kita telah melaksanakan vaksinasi sebanyak 1,1 juta dosis, dengan terbanyak 54,1% dari Target atau 102.923 jiwa sudah dosis-1 masyarakat di Kota Banda Aceh. Kami mengimbau masyarakat yang ingin mendapatkan suntikan vaksinasi, untuk mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan.
Saat ini kita juga sudah mempersiapkan sebanyak 128 ribu dosis vaksin moderna, untuk 64 ribu masyarakat umur >18 tahun yang belum pernah menerima vaksin tahap pertama sebelumnya,” kata dr Iman.
Salah seorang warga Banda Aceh yang ikut vaksinasi di Convention Hall Banda Aceh Sarah Nabila Yasmin, mengakui pentingnya menyegerakan vaksin untuk melindungi orang disekitar kita.
“Mengikuti vaksinasi sangat penting, bukan hanya untuk melindungi diri sendiri tetapi juga orangtua dan saudara-saudara di sekitar kita. Jadi, kepada teman-teman yang belum divaksin, silahkan berkunjung ke Banda Aceh Convention Hall (BACH) untuk mendapatkan vaksinasi secara gratis,” ujar Sarah. (IQBAL SAPUTRA)