Gubernur Aceh Nova Iriansyah menerima audiensi Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Fakhrurrazi yang datang bersama sejumlah direktur dan deputi BRA guna membahas persiapan peringatan Hari Damai Aceh Tahun 2021 yang jatuh pada 15 Agustus ini.
Pertemuan berlangsung di kediaman dinas Gubernur di Banda Aceh, Selasa 10 Agustus 2021.
Gubernur dalam pertemuan itu didampingi Kepala Badan Kesbangpol Aceh Mahdi Efendi, Kepala Dinas Sosial Aceh Yusrizal, Katibul Wali Azwardi, serta perwakilan Biro Isra Setda Aceh.
Beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan itu diantaranya menyangkut lokasi acara peringatan Hari Damai Aceh yang rencananya akan menggunakan gedung Serbaguna Stadion Lhong Raya, Banda Aceh. Gedung itu disebut memiliki kapasitas sekitar tiga ribu tamu.
Pelaksanaan seremonial peringatan Hari Damai Aceh akan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat mengingat pandemi COVID-19 yang masih terjadi. Teknis acaranya, selain menghadirkan tamu secara langsung juga akan dilakukan dengan menggunakan fasilitas virtual, sehingga masyarakat yang ingin mengikuti acara tersebut bisa melakukannya dari jarak jauh.
“Untuk kapasitas gedung sekitar 3 ribu, tapi akan kita isi hanya beberapa persennya saja. Mungkin 500 orang atau di bawah 500 orang,” ujar Ketua BRA Fakhrurrazi.
Dalam audiensi itu Fakhrurrazi juga melaporkan kepada Gubernur bahwa peringatan Hari Damai Aceh tahun ini mengusung tema “16 Tahun Perdamaian Aceh, Menjadi Bingkai Perdamaian Dunia”. Tema tersebut dipilih lantaran selama ini banyak kawasan yang belajar dari perdamaian Aceh.
Selain itu, acara tersebut juga akan mengundang para tokoh perdamaian Aceh, baik tokoh nasional maupun lokal di Aceh.
“Acara ini juga rencananya menghadirkan para mantan tapol-napol, mantan kombatan, korban konflik, disabilitas, hingga anak yatim korban konflik,” ujar Fakhrurrazi.
Sementara itu Gubernur Nova dalam penjelasannya menyebutkan, peringatan Hari Damai Aceh tahun ini akan berbeda dari tahun sebelumnya lantaran COVID-19 yang cukup meningkat dibandingkan saat peringatan hari damai tahun- tahun sebelumnya.
Gubernur mengatakan, pelaksanaan kegiatan itu harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Hal itu guna memastikan tidak terjadinya penularan Covid-19 pada acara tersebut.
“Saya mengusulkan, acaranya diperbanyak porsi daringnya daripada luring karena kita masih dalam situasi pandemi COVID-19,” kata Gubernur.
Terkait undangan untuk tokoh perdamaian Aceh, Gubernur menyambut baik hal itu. Gubernur bahkan menyebut sejumlah tokoh yang terlibat langsung dalam proses perdamaian Aceh yang perlu diundang. Seperti Hamid Awaluddin mantan Menteri Hukum dan HAM yang merupakan tokoh penandatanganan MoU Helsinki atas Pemerintah Republik Indonesia. Selain itu Gubernur juga menyebut nama Jusuf Kalla dan Susilo Bambang Yudhoyono.
“Dengan tersedianya fasilitas virtual, para tokoh nasional jika tidak bisa hadir langsung, bisa memilih mengikuti jalannya acara secara daring,” ujar Gubernur.