Tingkat kepatuhan memakai masker di Aceh meningkat, dari 76,1% hasil pemantauan seminggu lalu menjadi 82,5 dalam sepekan terakhir.
Namun, tingkat kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan justru turun dari 82,75% menjadi 74,9%.
Sementara itu, kasus baru Coronavirus Disiease 2019 (Covid-19) bertambah 14 orang lagi di Aceh.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani menyampaikan hal itu kepada awak media usai mendapat hasil analisis data monitoring perubahan perilaku oleh TNI, Polri, dan Duta Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Nasional, Rabu, 3/2/2021.
“Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Nasional memonitor tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan (Protkes) secara real-time, dengan melibatkan TNI, dan Polri. Kemudian, hasil analisisnya dilaporkan secara mingguan,” kata Juru Bicara Pemerintah Aceh yang akrab disapa SAG itu.
Ia menjelaskan, berdasarkan perbandingan hasil monitoring perubahan perilaku periode 17 – 24 Januari vs 25-31 Januari 2021, ternyata masyarakat Kabupaten Aceh Selatan paling patuh memakai masker. Sedangkan masyarakat Aceh Tengah paling patuh menjaga jarak dan menghindari kerumunan, untuk pencegahan penularan virus corona.
Persentase pemakaian Masker di Aceh Selatan mencapai 97,8% pada minggu lalu, dan 97,1 % pada minggu ini. Sementara tingkat kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan di kalangan masyarakat Aceh Tengah 93,5% sepekan yang lalu dan menjadi 93% seminggu terakhir.
Sebaliknya, di Kabupaten Simeulue dan Kota Subulussalam. Tingkat pemakaian masker di Simeulue sepekan yang lalu 51,1%, dan turun lagi menjadi 48,5% dalam sepekan terakhir. Sementara tingkat kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan sepekan yang lalu di Kota Subulussalam sekitar 63,7% dan naik menjadi 65,8% sepekan terakhir.
SAG menjelaskan, Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Nasional memantau 3,7 juta penduduk Aceh di 670 ribu titik lokasi, pada monitoring 17-24 Januari 2021. Kemudian, selama periode 25-31 Januari 2021, memantau perilaku 3,6 juta orang pada 660 ribu titik. Pemantauan ini mendapat dukungan penuh dari TNI, Polri, dan Duta Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 di pelbagai daerah.
Selanjutnya ia mengatakan, hasil monitoring perilaku Protkes ini seyogyanya menjadi alat navigasi dalam memperbaiki situasi berbasis data yang representatif. Pencegahan Covid-19 tentu tak cukup dengan tingginya pemakaian masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, di suatu daerah. Perilaku adaptif selama pandemi Covid-19 itu harus diimbangi dengan perilaku mencuci tangan dengan memakai sabun secara disiplin dan konsisten, tambahnya.
“Semakin banyak indikator navigasi yang dapat dipakai sebagai rujukan, kita harapkan akan kian cepat berakhirnya pandemi Covid-19 di Serambi Mekkah ini,” tutur SAG.
Kasus Kumulatif
Lebih lanjut, seperti biasa, Jubir Covid-19 itu melaporkan kasus kumulatif, sejak kasus pertama diumumkan di Aceh, pada 27 Maret 2020. Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 secara akumulatif sudah mencapai 9.271 orang. Penderita yang sembuh mencapai 7.952 orang, dan 377 orang dilaporkan meninggal dunia.
Penderita baru Covid-19 sebanyak 14 orang meliputi warga Kota Banda Aceh sebanyak delapan orang, warga Kota Lhokseumawe sebanyak empat orang, dan warga Kabupaten Gayo Lues sebanyak dua orang.
“Sementara penderita Covid-19 yang sembuh hanya satu orang yaitu warga Kabupaten Aceh Singkil, dan tidak ada korban meninggal dunia dalam 24 jam terakhir di Aceh,” tambah SAG.
Kemudian ia melaporkan, kasus-kasus probable di Aceh secara akumulasi saat ini sudah sebanyak 667 orang. Dari jumlah kasus probable tersebut, 19 orang dalam penanganan tim medis (isolasi RS), 582 sudah selesai isolasi, dan 66 orang meninggal dunia.
Sedangkan jumlah kasus suspek di seluruh Aceh hari ini telah mencapai 6.479 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.250 orang sudah selesai masa isolasi, 184 orang dalam proses isolasi di rumah, dan 45 orang isolasi di rumah sakit.