IDI: Tenaga Kesehatan Jadi Contoh Bagi Warga untuk Lebih Percaya Vaksin

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh dr Safrizal Rahman menyatakan tenaga kesehatan (Nakes) yang menjadi gelombang pertama penyuntikan vaksin COVID-19 dapat menjadi contoh bagi masyarakat untuk lebih percaya bahwa vaksin virus corona itu aman.

“Kita berharap setelah para medis ini, mulai dari dokter, perawat dan pekerja kesehatan semua divaksin, memberi gambaran kepada masyarakat bahwa orang yang paling mengerti kesehatan saja mau divaksin,” kata Safrizal di Banda Aceh, Kamis.

Safrizal mengatakan IDI Aceh mendukung pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan pemerintah dalam upaya menurunkan angka kasus positif COVID-19. Seluruh anggota IDI di daerah juga diinstruksikan untuk mendukung program itu.

Untuk Aceh, lanjut dia, penyuntikan vaksin dimulai pada Jumat (15/1) besok. Penyuntikan vaksin tahap pertama diprioritaskan terhadap tenaga kesehatan, yang dinilai kelompok paling rentan terinfeksi virus yang menyerang paru-paru manusia itu.

“Jadi langkah awal petugas medis yang divaksin ini, tepat, karena kita keterbatasan vaksin. Setelah ini baru tenaga medis juga membantu pemerintah untuk mengedukasi masyarakat agar lebih banyak lagi yang mau vaksin,” katanya.

IDI meminta masyarakat tidak perlu takut terhadap vaksin COVID-19. Masyarakat diharapkan mencari informasi tentang vaksin dari sumber-sumber yang terpercaya. Kata dia, Presiden Jokowi orang pertama yang melakukan vaksinasi di Indonesia, yang tentu membuktikan bahwa vaksin itu aman.

“Kalau sudah tingkat presiden secara nasional divaksin, besok, Gubernur Aceh secara daerah yang mau divaksin, masak kita harus takut. Tentu (vaksin) itukan sudah ada pengkajian yang jauh lah ya,” katanya.

Kata dia, vaksinasi merupakan upaya pemerintah dalam melindungi warga. Salah satu cara untuk terhindar dari infeksi wabah virus corona itu melalui vaksinasi, karena setelah disuntik vaksin akan terbentuk antibodi yang kemudian membuat seseorang itu terhindar dari infeksi atau sebagai pembawa virus (carrier).

“Mudah-mudahan ini menjadi kepada masyarakat untuk tidak menolak vaksin. Edukasi harus terus dilakukan dan contoh diberikan oleh petugas kesehatan, hendaknya menjadi bahan pertimbangan masyrakat. Oh dokter mau divakasin, perawat mau, kenapa kita tidak,” kata Safrizal.

Pemerintah Aceh merencanakan vaksinasi COVID-19 terhadap 3.785.510 orang penduduknya, yang pelaksanan penyuntikan vaksin ditargetkan selesai dalam jangka waktu lima bulan. Antara

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads