Akibat hujan dengan intensitas tinggi selama dua hari lalu menyebabkan air Sungai (krueng) Keureuto dan Krueng Peuto yang melintas kecamatan tersebut meluap sehingga sungai tak mampu menampung air dan meluber ke pemukiman penduduk.
Banjir mengepung 15 desa pada 22 kecamatan di Aceh Utara sejak hari Jum’at 04 Desember 2020 pukul 05.00 WIB.
Sejumlah 18.000 ribu lebih warga harus mengungsi ke Meunasah dan titik aman lainnya karena rumahnya sudah terendam banjir.
Akses jalan utama menghubungkan Kecamatan Pirak Timu dan Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara sudah tak bisa dilalui lagi.
Bahkan akibat bendungan Krueng Pase jebol, lebih 3.000 Ha sawah terancam gagal panen.
Sedangkan, di Gampong Leubok Mane Kecamatan Langkahan salah satu warga patah tulang akibat tumbang pohon dan sudah dirujuk Ke Rumah sakit.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Ir.Sunawardi, M.Si hari ini telah bertolak ke Aceh Utara di lokasi banjir guna memberi bantuan masa panik untuk korban terdampak. Minggu (6/12).
“kita akan bantu tambahan perahu polyetilen lengkap, logistik pangan dan dan sandang” Ungkap Sunawardi.
Lanjutnya, Tim BPBA yang turun ke lokasi juga turut membantu tim TRC BPBD Aceh Utara melakukan evakuasi korban ke tempat yang lebih aman seperti meunasah gampong
“BPBA telah mengirim juga 2 unit boat polyethilen dan mesinnya untuk membackup evakuasi korban yang terjebak banjir”tambah Sunawardi.
Kalak BPBD Aceh Utara, Amir Hamzah mengatakan, empat perahu karet disiagakan di pusat Kota Lhoksukon, Aceh Utara. Beliau meminta para pengguna jalan B.Aceh- Medan agar berhati-hati karena ketinggian air pada badan jalan sudah mencapai 1-2 Meter.
Amir juga meminta Pak Camat/Muspika dan Perangkat Gampong setempat dapat melapor secara kontinu perkembangan dan meminta kepada Tim BPBD yang bertugas terus memantau lokasi, kewaspadaan dan koordinasi guna membangun kerja sama seluruh instansi terkait dalam menangani bencana banjir.