Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Aceh diminta untuk dapat berakselerasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Hal tersebut akan mempercepat “Pernikahan massal” antara lulusan pendidikan vokasi dengan dunia industri.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs H Rachmat Fitri HD, MPA pada pembukaan kegiatan sosialisasi tugas dan fungsi Balai Besar Pengembangan Penjamin Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bidang Bangunan dan Listrik (BBL) Tahun 2020, Selasa (6/10/2020) di Aula Dinas Pendidikan Aceh.
“Dengan adanya “Pernikahan Massal” maka akan lahirnya perjanjian kerja sama sampai rekrutmen dengan dunia industri. Tujuan dari pendidikan SMK adalah setelah lulus, siswa akan dapat langsung bekerja sesuai dengan kemampuannya,” tuturnya.
Rachmat Fitri menjelaskan maksud dari analogi “pernikahan massal” yang didengungkan oleh Mendikbud yang digunakannya dalam konteks Pendidikan Vokasi dan dunia industri. Yaitu merujuk pada adanya kerja sama yang dilakukan industri hingga terjadi rekrutmen terhadap lulusan SMK.
“Yang menjadi tanda kesuksesan siswa SMK yaitu lulusan-lulusan vokasi dan sederajat yang terserap ke dunia industri. Bukan hanya jumlah lulusan secara kualitatif, namun posisi hingga gaji awal yang diterima lulusan juga menjadi kunci dari kesuksesan,” jelasnya.
Kadisdik Aceh menyampaikan keterlibatan DUDI dalam pendidikan vokasi sangatlah penting. Jika industri tidak terlibat dari awal untuk melakukannya maka akan gagal mentransformasi kurikulum pengajaran dan juga sarana-prasarana dalam kedalam dunia industri.
“Kami sangat yakin bahwa semua guru SMK di Aceh sangat membutuhkan keberadaan lembaga Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) untuk meningkatkan kompetensi para guru dan lulusannya. Dan kami sangat menyambut baik acara sosialisasi yang dilakukan pada hari ini,” ungkapnya.
Selain itu, kata Rachmat Fitri, perubahan nomenklatur BBPPMPV Bidang Bangunan dan Listrik Kemendikbud RI yang sebelumnya bernama Balai Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) memang penting untuk disosialisasikan kepada semua stakeholders dan masyarakat luas, agar tidak terjadi kesalahan baik secara administratif maupun non administratif lainnya.
“Kami berharap dengan adanya BBPPMPV Bidang Bangunan dan Listrik Kemendikbud RI ini maka akan dapat terjalin hubungan kerjasama yang selama ini sudah terjalin akan semakin erat di masa yang akan datang, terutama dalam hal peningkatan kompetensi guru-guru SMK di Aceh,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Satgas Fasilitasi Peningkatan Kompetensi BBPPMPV BBL Medan, Nelson Manurung, M.Pd mengatakan, pergantian nomenklatur ini sebagai langkah awal dalam menyukseskan program “pernikahan massal” antara Pendidikan Vokasi dengan DUDI.
“Karena bagaimanapun, lulusan SMK harus mendapat peluang kerja di industri. Mensosialisasikan dan mengawinkan ide pokok terhadap program “pernikahan massal” yang digaungkan pemerintah,” jelasnya.
Menurut Nelson, harus ada kontrak kerja antara SMK dan Dudi. Kalau dapat SMK harus menjalin kerja sama dengan Dudi sebanyak banyaknya. Tapi harus jelas, jangan hanya sekedar kerjasama saja.Tapi bagaimana tamatan SMK bisa diterima di dunia kerja.
“Pada hari ini kami bermaksud mensosialisasikan tugas dan fungsi BBPPMPV BBL sebagai UPT Kemdikbud dan melakukan penguatan link and match antara SMK dengan Industri Dunia Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA),” tuturnya.
Selain itu, Nelson juga mengatakan pihaknya juga melaksanakan koordinasi rencana pelaksanaan diklat praktikum dengan pusat belajar SMK yang ada di Aceh.