Pemasangan stiker pada mobil masyarakat di Aceh menimbulkan pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat.
Pasalnya pesan yang ingin disampaikan dalam stiker dinilai sangat tidak mendidik.
Ketua Fraksi PKS DPRK Banda Aceh Tuanku Muhammad menyatakan seharusnya pemerintah Aceh berupaya untuk melobi pusat dalam hal ini BPH Migas untuk menambah Kouta BBM bersubsidi untuk masyarakat Aceh bukan malah membuat sticker.
“Ketika terjadi kelangkaan BBM subsidi berarti jumlah kuota masih kurang sedangkan masyarakat miskin Aceh yang membutuhkan banyak. Meskipun tidak dipungkiri jika ada oknum masyarakat yang mampu yang malah membeli BBM bersubsidi jenis premium maupun solar,” ujarnya.
Belum lagi menurut mantan Aktivis KAMMI Aceh ini sticker yang dipasangkan secara permanen di kaca depan mobil, bertuliskan: Bukan Untuk Masyarakat Yang Pura-pura Tidak Mampu, untuk kendaraan yang memakai premium. Sedangkan mobil memakai solar akan ditempeli stiker bertuliskan Subsidi Untuk Rakyat, Bukan Untuk Para Penimbun Yang Jahat terkesan merendahkan dan dapat mencederai hati nurani masyarakat.
“Kita mendorong PLT Gubernur Aceh agar program pemasangan sticker ini bisa ditinjau ulang. Agar masyarakat tidak merasa semakin sulit di tengah masa-masa sulit seperti ini,” Tambah Tuanku.
Tuanku menambahkan, selama pemasangan sticker ini ternyata masih ditemukan mobil-mobil yang berkategori mewah juga ikut terpasang sticker BBM bersubsidi. Artinya pemasangan ini belum menyentuh untuk orang kurang mampu sepenuhnya.
Bahkan baru-baru ini kata dia lagi, di Banda Aceh para nelayan di Alue Naga yang notabene masyarakat kecil mengaku kesulitan mendapatkan solar bersubsidi. Seharusnya pemerintah lebih mencari solusi terkait permasalahan yang seperti ini.
Akhirnya, Tuanku berharap agar program ini bisa ditinjau ulang secepatnya. Sebelum semakin banyak keresahan yang terjadi di masyarakat. Atau membuat masyarakat kecil semakin terdesak ekonominya di tengah wabah Covid 19 yang juga belum mereda di Aceh.