Kepala Biro Administrasi Umum Perencanaan Keuangan dan Kepegawaian Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi, Daud Pakeh telah menyelesaikan studinya jenjang strata dua (S2) di pasca sarjana Universitas Iskandar Muda, Banda Aceh, Rabu, 5 Agustus 2020.
Di Unida, Daud Pakeh memilih program studi Administrasi Publik pada pasca sarjana Fisipol, hal ini sangat relevan karena Kanwil Kemenag merupakan lembaga pemerintah yang melaksanakan pelayanan publik.
Daud menyelesaikan studinya di usia yang tidak lagi muda.
Pria yang pernah menjabat Kakanwil Kemenag Aceh itu meraih gelar Magister Sains (M.Si) di usia 59 tahun 8 bulan setelah berhasil mempertahankan tesisnya di hadapan para penguji, Rabu, 5 Agustus 2020.
Sebagai ASN, ia akan memasuki masa pensiun pada 1 Januari 2021.
Daud pakeh mengaku, menuntut ilmu di masa tua bukanlah untuk mengharapkan gelar, melainkan untuk menunjang kinerjanya kala menjabat Kakanwil Kemenag Aceh beberapa waktu yang lalu, sebelum diangkat sebagai Kabiro UIN Sultan Thaha pada Januari lalu.
“Pada prinsipnya kuliah di Unida bukan untuk mencari ijazah atau gelar akan tetapi untuk mencari ilmu yang dapat saya manfaatkan untuk mendukung kinerja lembaga Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, karena di pasca sarjana Fisipol Unida ada konsentrasi administrasi publik,” katanya.
Daud Pakeh mengangkat judul tentang kepemimpinan pada Kanwil Kemenag Aceh sebagai pembahasan tesisnya.
Penelitian dilakukan saat ia masih menjabat Kakanwil dengan objek penelitiannya yakni gaya kepemimpinan dirinya sebagai Kakanwil.
“Objek penelitian kepemimpinan Kanwil, pimpinan Kanwil yang diteliti adalah M Daud Pakeh dan yang meneliti juga M Daud Pakeh,” katanya.
“Hal yang menarik karena orang yang berhadapan dengan mereka bukan Daud Pakeh sendiri, akan tetapi orang yang tidak mempunyai hubungan emosional. sehingga informasi yang mereka berikan murni apa adanya,” ujarnya.
Tesis yang ia tulis menurut Daud, menjadi cerminan baginya, karena gaya kepemimpinannya selama 4 tahun 11 bulan dievaluasi oleh para pegawai yang ia pimpin.
“Tesis yang saya tulis sesungguhnya sebagai sebuah pencerminan terhadap diri saya sendiri selama saya memimpin dan sekaligus untuk membuka diri dievaluasi oleh bawahan langsung baik pejabat maupun staf biasa,” katanya.
Pria kelahiran Trienggadeng 31 Desember 1960 itu berpesan agar kaum muda tidak mudah patah semangat dalam menuntut ilmu.
“Saya menyelesaikan tesis pada masa akhir masa kerja yang hanya tinggal beberapa saat lagi akan memasuki purna bhakti untuk menjadi dorongan dan motivasi bagi yang muda-muda bahwa menuntut ilmu itu tidak dibatasi oleh usia. Apalagi yang masih punya kesempatan untuk berkarir,” kata Daud.