Puluhan pengungsi etnis Rohingya, Myanmar tetap bertahan di atas kapal motor nelayan di kawasan pantai Kabupaten Aceh Utara, dengan jarak kurang dari 100 meter dari bibir pantai.
Meski demikian, para pencari suaka tersebut tetap tidak diizinkan mendarat atau turun ke daratan, hingga keluar kebijakan dari pemerintah setempat terkait tindak lanjut penanganan pengungsi di tengah pandemi COVID-19 ini.
Semula, sejak Rabu (24/6) kemarin sore hingga pagi tadi, kapal motor nelayan Aceh yang ditumpangi pengungsi Rohingya itu berjarak sekitar satu mil dari bibir Pantai Lancok, Aceh Utara.
Tim SAR, BPBD, Basarnas, TNI/Polri dan unsur lainnya juga sesekali memantau perkembangan kondisi para pecari suaka tersebut di tengah laut.
Namun, seiring berjalannya waktu, hingga berita ini diturunkan kapal motor nelayan 2017.811 milik nelayan Aceh tersebut sedikit demi sedikit mendekat ke arah bibir Pantai Lancok, akibat terbawa angin laut.
Hingga saat ini, pemerintah setempat sedang berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengenai tindak lanjut yang diambil pemerintah Aceh terhadap para Rohingya tersebut.
Seperti diketahui, KM nelayan Aceh dilaporkan menyelamatkan puluhan warga Warga Negara Asing (WNA) Rohingya, Myanmar, yang terkatung-katung di perairan laut Aceh Utara karena KM yang ditumpangi rusak.
Pengungsi etnis Rohingya yang diselamatkan oleh nelayan Aceh tersebut berjumlah 94 orang. Diantaranya laki-laki 15 orang, perempuan 49 orang dan anak-anak 30 orang. Antara