Pemerintah Aceh akan membuat gerakan menanam untuk mengantisipasi krisis pangan yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun 2020 ini, karena pengaruh masa pandemi Covid-19.
“Ketahanan pangan bagi kami adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan pencegahan Covid-19,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah, di Jakarta, Selasa, 23 Juni 2020.
Nova menyebutkan, selama menghadapi pandemi ini, Pemerintah Aceh sudah membuat program pencegahan Covid-19, yakni tiga fase, meliputi mencegah dan mengobati warga yang terinfeksi Covid.
Lalu, tambahnya pemulihan kondisi ekonomi bagi masyarakat. Dan ketiga antisipasi terhadap krisis pangan. “kita sudah masuk ke fase ketiga. Kita sekarang antisipasi krisis pangan,” ujar Nova.
Dalam hal ini, katanya, Pemerintah Aceh yang sudah memperkirakan krisis pangan akan terjadi pada akhir 2020 ini sampai tahun depan, maka akan membuat gerakan menanam.
“Kita fokus ke komoditas pangan, diantaranya jagung, padi, termasuk padi ladang dan komoditas pangan yang lain,” sebut Nova.
Gerakan menanam ini, tambahnya, bukan hanya dilakukan oleh petani, pemerintah, tapi semua stakeholder, khususnya organisasi-organisasi kemasyarakatan.
“Gerakan ini untuk mengefektifkan lahan-lahan HGU (Hak Guna Usaha) yang belum diusahakan. Kita secara resmi meminjam berdasarkan peraturan perundang-undangan,” katanya.
Nantinya, kata Nova, pada lahan HGU yang belum dikelola tersebut, penanamannya akan bekerjasama dengan semua pihak.
“Ujung tombaknya ya Ormas, petani sendiri tentunya, kemudian TNI/Polri. Dan gerakan menanam ini Insya Allah kita mulai bulan depan,” ujarnya.