Cegah peredaran virus corona, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, membagikan masker kepada petugas medis RSIA Azzahra.
Selain membagikan kepada petugas medis pengurus DPD PKS Banda Aceh ini juga membagi – bagikan kepada warga di warung kopi maupun yang melintas di jalan raya.
Selain itu membagikan hand sanitizer dan melakukan penyemprotan disinfektan di sejumlah mesjid di Banda Aceh, yaitu di Masjid Syuhada Lamgugop, Masjid Taqwa Lhong Raya dan Masjid Al-Abrar Lamdingin.
Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar menyampaikan langkah itu dilakukan karena tenaga medis dan paramedis di Kota Banda Aceh yang ada di rumah sakit Pemerintah maupun swasta saat ini kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) termasuk masker, hand sanitizer yang sangat terbatas, bahkan baju pelindung diri yang seperti baju astronot juga tidak ada.
Menurutnya kegiatan yang dilakukan PKS hari ini adalah upaya untuk menggerakkan semua pihak bahwa untuk menghadapi Virus Corona ini butuh kerjasama semua pihak, tidak hanya Pemerintah, masyarakat, swasta, paramedis, tenaga medis, ulama semuanya harus bergandengan tangan.
“Karena itu, kita nanti akan menyampaikan kepada pemerintah, salah satunya bagaimana kita melakukan kalkulasi, perhitungan bagaimana dengan penanganan Covid-19 ini, meskipun di Banda Aceh belum ada kasus yang positif, tapi setidaknya kita mempersiapkan kemungkinan terburuk, salah satunya adalah kita bisa menggunakan dana tanggap darurat,” ujar Ketua DPRK Banda Aceh Farid Nyak Umar Kepada Wartawan, Sabtu (21/3/2020).
Farid menambahkan, pihaknya nanti akan menghitung berapa kebutuhan sampai masa darurat yaitu 29 Mei 2020 mendatang. Jika memang kemudian dianggap bahwa sudah saatnya menggunakan dana maka bisa digunakan dana itu untuk pengadaan masker, hand sanitizer, baju pelindung yang kemudian bisa disupport ke rumah sakit, para tenaga kesehatan yang berada di garda terdepan, dalam melayani para pasien yang taruhannya tidak main-main yaitu nyawa.
Karena itu, pihaknya mengharapkan kepada pemerintah agar memberikan perhatian serius bagaimana agar para tenaga medis dan paramedis ini benar-benar di proteksi, diberikan jaminan keamanan dengan pengadaan APD.
“Hari ini PKS mencoba sedikit berkontribusi, dan secara Nasional kita memberikan contoh yaitu memberikan masker, hand sanitizer dan juga menyemprotkan disinfektan dibeberapa mesjid,” ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan Ketua Fraksi PKS Tuanku Muhammad, pihaknya mengupayakan untuk mendapatkan masker lebih banyak untuk dibagi-bagikan kepada warga namun saat di Kota Banda Aceh sendiri banyak apotek kosong baik itu masker maupun hand sanitizer.
“Alhamdulillah kami mendapatkan 300 masker, 150 ya kami sumbangkan kepada tenaga medis dan 150 lagi kami sumbangkan kepada masyarakat,” kata Tuanku Muhammad.
Tuanku menambahkan sebangak 300 buah hand sanitizer ikut dibagikan kepada masyarakat. Menurutnya sebagian juga diproduksi sendiri untuk dibagi bagikan. Dengan demikian diharapkan dapat membantu masyarakat yang membutuhkan hand sanitizer.
“Karena saat ini di apotek hampir dipastikan kosong biasanya kami pesan sendiri kosong bahkan bukan hanya yang sudah dibuatkan saja yang masih bahan mentah juga kosong, bayclen saja kosong sulit didapatkan apalagi alkohol. Hal inilah semestinya pemerintah agar memastikan ketersediaan alat ini agar bisa melengkapi kebutuhan kesehatan,” ujar Tuanku.
Sementara Nasir Djamil Anggota DPR-RI menyampaikan dalam hal ini DPR RI sendiri sudah membentuk tim pengawasan terkait dengan gugus tugas penanggulangan konflik Covid-19 itu.
Sekarang kata Nasir Djamil kegiatan terkait dengan penanggulangan virus ini akan diantisipasi dan dikawal oleh tim pengawas DPR RI termasuk juga alokasi anggaran yang katanya ada 62 triliun yang akan dialokasikan untuk penanggulangan Covid 19 itu “Dalam hal ini DPR akan melakukan pengawasan, kemana saja uang itu dipergunakan apa dampaknya nanti,” kata Nasir Djamil.
Nasir menambahkan terkait dengan penanggulangan virus di Indonesia barangkali angka 62 triliun itu masih kecil dibanding dengan negara-negara lain yang ada di belahan dunia lain tapi pihaknya berharap kepada pemerintah bagaimana menjamin tenaga medis mulai dari dokter perawat dan sebagainya mereka bisa dilindungi.
“Artinya ada jaminan perlindungan kepada mereka agar kesehatan kepada mereka sehingga mereka ketika bekerja tidak was-was tidak khawatir karena kita tahu bahwa dokter yang meninggal al-adha tenaga medis yang meninggal setelah menangani pasien virus corona,” tuturnya.