Pemuda di Aceh Timur Rekayasa Dirampok-Tangan Terikat Gegara Mahar Belum Cukup

KM (24) pemuda asal Aceh Timur, Aceh merekayasa perampokan dengan mengikat kedua tangannya. Dia nekat melakukan aksi itu karena mahar untuk nikah belum cukup.

“Dia akan nikah dalam bulan ini dengan perempuan berusia 22 tahun. Mahar pernikahan yaitu 13 mayam emas tapi baru diberikan saat tunangan pada Juni 2019 lalu sebesar dua mayam,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Aceh Kombes Agus Sarjito saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (19/3/2020).

Mahar di Aceh menggunakan hitungan mayam. Satu mayam ukuran 3,3 gram emas dengan harga berkisar Rp 2,3 atau Rp 2,4 juta permayam.

Menurut Agus, ide rekayasa perampokan dengan kekerasan muncul dibenak KM saat berada di Masjid Alue Nireh, Kecamatan Peureulak Timur, Aceh Timur pada Selasa (17/3) dinihari.

Dia membuat skenario tersebut agar keluarga mempelai istri merasa iba terhadap dirinya sehingga mengundurkan tanggal pernikahan.

“Jadi motifnya karena yang bersangkutan tidak memiliki uang untuk memberikan sisa mahar sebesar 11 mayam lagi untuk calon istrinya sedangkan waktu pernikahan akan dilaksanakan sebentar lagi. Sehingga dengan adanya kejadian tersebut dia berharap pihak keluarga mempelai wanita merasa iba dan mengatur ulang kembali waktu pernikahan,” ungkap Agus.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Aceh Timur AKP Dwi Arys Purwoko, mengatakan, dari awal pihaknya sudah mencurigai keterangan KM karena dia membuat pengakuan berbelit-belit. Polisi juga menemukan sejumlah kejanggalan lainnya.

“Setelah diperiksa lebih lanjut, KM pun mengaku jika keterangan sebelumnya yang menyatakan bahwa telah dirampas uang sebesar Rp 11 juta dan emas delapan mayam itu tidak ada, hanya rekayasa dia,” sebut Dwi.

Kepada polisi, KM juga membeberkan cara dia membuat skenario tersebut. KM mengaku turun ke pinggir Sungai Alue Nireh, Aceh Timur pada Selasa pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Dia sempat guling-guling di lumpur di sana.

Sekitar pukul 10.00 WIB, KM menemukan seutas tali lalu mengikat kedua tangannya. Baru sekitar jam 11.30 WIB, dia ditolong oleh masyarakat setempat. KM kemudian dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan mobil bak terbuka oleh petugas kepolisian.

“Keterangan dokter waktu itu tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh KM,” sebut Dwi. detik

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads