Kenduri Kebangsaan yang digelar di Sekolah Sukma Bangsa, Bireun, pada 22 Februari 2020 nanti, akan dihari Presiden RI Joko Widodo bersama 11 Kementerian.
Hal itu dikatakan Steering Commite Kenduri Kebangsaan, Teuku Taufiqulhadi, dalam konferensi pers di Mess Aceh Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (13/02/2020).
“Insya Allah nanti akan hadir pasti pak Surya Paloh, pak Presiden Jokowi dan 11 menteri,” kata Taufiqulhadi.
Ia menyebutkan, dalam Kenduri kebangsaan yang digelar oleh Yayasan Sukma bersama Forum Bersama (Forbes) anggota DPR RI dan DPD RI asal Aceh, ada tiga tujuan utama digelar acara ini, pertama membangun semangat kembali keacehan, keislaman dan keindonesian, “kedua ingin mempersatukan seluruh elemen masyarakat Aceh,” sebut Taufiqulhadi.
Dan ketiga, untuk meningkat kesadaran masyarakat terkait keacehan sebagai suatu warna dan kekayaan bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dikembangkan.
Dalam acara yang bertemakan “Dari Aceh Untuk Indonesia” nantinya akan dimasak 10 ekor sapi, dengan ciri khas keacehan yakni kuah beulangong yang dimasak dalam empat kuali.
“Nanti juga ada penyajian dalam bentuk hidangan talam meulapeh,” ujarnya.
Ketua Forum Bersama (Forbes) Muhammad Nasir Djamil menjelaskan, digelarkan kenduri kebangsaan ini berawal dari pertemuan santai dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan sejumlah tokoh masyakat Aceh di Jakarta.
“Kita bersilaturrahim dengan masyarakat Aceh di Jakarta bagaimana melakukan sesuatu, salah satunya yang paling menonjol kenduri,” ujar anggota DPR RI asal Aceh itu.
Pada kenduri kebangsaan itu, tambahnya nanti akan melibatkan semua masyarakat Aceh. Karena ini merupakan bagian dari konsolidasi kebangsaan. Apalagi ini masih bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sehingga katanya, kenduri kebangsaan ini begitu penting. “Karena itu kami mengundang berbagai elemen masyarakat, termasuk insan media, agar dapat menyaksikan kenduri kebangsaan ini sebagai dari bagian momentum pulang kampung membangun Aceh,” ujar Nasir Djamil.
Kegiatan ini tambahnya, memiliki urgensi untuk meningkatkan kembali semangat masyarakat Aceh dan segenap elemen pemangku kebijakan, termasuk ulama dan elit politik di Aceh agar dapat membangkitkan kembali posisi kesejarahan Aceh dalam konteks NKRI melalui keteladanan pejuang Aceh.
Meskipun, saat ini Aceh memiliki kekhususan dari segi politik punya partai lokal dan keistimewaan karena ada kelembagaan keistimewaan Aceh. Namun pertubuhan ekonomi dan kehidupan sosial keagamaan di Aceh belum sepenuhnya membaik.
“Karena itu seluruh elemen dan elite politik di Aceh harus membangkitkan kembali posisi kesejarahan Aceh dalam konteks NKRI melalui keteladanan yang pernah ditunjukan para salafu shalih Aceh. Kami di sini melihat urgensi program pulang kampung membangun Aceh melalui kenduri kebangsaan. Semoga semua niat, persiapan yang telah berjalan mendapat keridhaan dari Allah SWT,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Sukma Ahmad Baedowi mengatakan, digelarnya acara itu di Bireun karena mengingat daerah tersebut pernah menjadi Ibukota Pemerintah RI pada saat kondisi darurat pasca-kemerdekaan.
“Walau hanya dua hari saja atau 48 jam,” ujarnya.
Alasan lainnya, Bireun merupakan kota pendidikan tertua di Aceh. “Sekolah Sukma Bangsa (SSB), buga menempatkan Bireun sebagai tempat pertama pembangunan sekolah bangsa pertama. Saat ini SSB memiliki tiga sekolah, yakni Bireun, Pidie dan Lhokseumawe,” ujarnya.