Malam Ini, Kemenag Aceh Persiapkan 3 Teleskop Amati Gerhana Bulan Penumbra

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh persiapkan 3 teleskop untuk memantau gerhana bulan penumbra yang akan terlihat di Aceh, Sabtu (11/1) dinihari. Untuk wilayah Banda Aceh dan sekitarnya awal kontak gerhana terjadi sekira pukul 00.07 WIB. Kemudian puncak gerhana terjadi pukul 02.10 WIB dan akan berakhir sekira pukul 04.12 WIB.

Kanwil Kemenag Aceh akan memusatkan pemantauan gerhana bulan di halaman Kanwil Kemenag Aceh, Jln Tgk Abu Lam U nomor 9 Kampung Baru Banda Aceh.

Selain itu masyarakat juga bisa menyaksikan siaran langsung penampakan gerhana melalui laman fans page observatorium Tgk Chiek Kuta Karang, Kanwil Kemenag Aceh, Lhoknga, Aceh Besar. Persiapan pemantauan akan dimulai sejak pukul 22.30 WIB.

Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Kabid Urais Binsyar) Kanwil Kemenag Aceh, Drs H Hamdan MA mengatakan dalam pemantauan nanti malam, Kanwil Kemenag Aceh akan melibatkan para ahli Falakiyah Kanwil Kemenag dan juga dari observatorium Tgk Chiek Kuta Karang, Lhoknga.

“Ada 3 unit teleskop yang kita sediakan, teman-teman yang ahli falakiyah di Kanwil dan teman-teman yang ada di Lhoknga kita tempatkan untuk memantau dan memberi pelayanan kepada masyarakat yang hadir,” ujar Hamdan.

Hamdan menjelaskan, masyarakat yang punya kesempatan bisa bergabung dengan tim Kanwil untuk memantau bersama-sama fenomena alam tersebut.

“Semoga informasi ini bisa memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menambah ilmu pengetahuan, meningkatkan keimanan bahwa fenomena alam ini merupakan bukti kebesaran dan kekuasaan Allah SWT,” ujarnya.

Selain itu, Hamdan mengimbau kepada seluruh masyarakat Aceh untuk menghiasi fenomena alam ini dengan memperbanyak ibadah.

“Imbauan kita kepada masyarakat baik di rumah, masjid, mushalla, meunasah untuk melakukan zikir bersama, berdoa bersama kemudian melakukan salat khusuf dan bersedekah,” ujarnya.

Ia menjelaskan, gerhana bulan penumbra berbeda dengan gerhana bulan total. Gerhana bulan penumbra tidak terlihat dengan kasat mata, namun harus menggunakan alat seperti teleskop untuk melihat fenomena alam ini.

“Masyarakat kalau keluar tidak terlihat kecuali lewat alat seperti yang kita miliki,” sebutnya.

Sementara itu, Ahli Falakiyah Kemenag Aceh, Alfirdaus Putra, SHi MH mengatakan, berbeda dengan gerhana bulan total, gerhana penumbra hanya akan terlihat sebagian. Fenomena ini bisa terjadi 2-5 kali dalam setahun.

Firdaus menjelaskan, gerhana bulan penumbra lebih sulit diamati karena bayangan utama bumi tidak mengenai permukaan bulan.

“Bulan hanya menjadi sedikit lebih redup dari biasanya karena terkena bayangan samar-samar penumbra saat proses gerhana, tidak sampai terlihat seperti bulan sabit seperti pada saat terjadi gerhana bulan sebagian,” ujar Alfirdaus.

Sebagai informasi, gerhana bulan hanya dapat disaksikan saat bulan purnama saat matahari, bumi dan bulan berada pada posisi sejajar, dengan bumi berada di tengahnya.

Fenomena gerhana bulan bisa terjadi saat bulan purnama tertutup bayangan bumi yang mengakibatkan terjadinya gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian, atau gerhana bulan penumbra, tergantung posisi bayangan yang mengenai permukaan bulan saat terjadi gerhana.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads