Illiza Dukung Sertifikasi Halal Hotel dan Restoran di Aceh untuk Majukan Pariwisata

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia telah menetapka 10 provinsi di Indonesia sebagai Destinasi Wisata Halal.

Dan Aceh nomor dua setelah Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mendapatkan predikat tersebut.

Menyahuti hal itu, anggota Komisi X DPR RI Dapil Aceh, Illiza Sa’adudin Djamal mengatakan, industri pariwisata Aceh semakin berkembang.

Hal ini terbukti dari beberapa indikator positif, seperti semakin membaiknya branding wisata Aceh di mata wisatawan, semakin banyak ragam paket wisata tematis yang diciptakan, dan semakin tinggi minat masyarakat untuk terlibat dalam industri pariwisata. Serta atraksi wisata yang digelar hampir di seluruh Aceh juga dinilai terus meningkat, termasuk destinasi wisata baru dengan berbagai sarana pendukung.

Aceh itu saat ini, kata Illiza, nomor dua di Indonesia untuk Destinasi Wisata Halal. Wisata halal yang menurut Illiza yang saat ini menjadi fokus Aceh yang sebetulnya memang harus benar-benar diupayakan oleh pemerintah Aceh produk wisatanya bersertifikat halal.

“Walaupun kita yakin itu halal, orang belum tentu yakin kalau itu halal karena belum tersertifikasi karena itu menjadi hal mutlak yg harus dilakukan. Jadi dari makanan, hotel, restoran, kafe, rumah makan, dan produk lainnya di Aceh harus betul-betul dan sudah tersertifikasi. Tinggal kita mempromosikan,” usul Illiza yang harus menjadi prioritas dalam pengembangan pariwisata ke depannya.

Selain itu, Illiza juga mengatakan, dukungan dan komitmennya memajukan pariwisata di Aceh yang akan berdampak pada peningkatan perekonomian Aceh.

“Saya di komisi sepuluh sekarang memang fokus di wisata, pendidikan, pemuda dan Olahraga, ini kesempatan untuk menyuarakan itu,” tegas mantan Walikota Banda Aceh ini saat hadir pada pembukaan Aceh Sumatera Expo 2019 di Mall Kasablanka Jakarta.

Illiza sejak menjabat Walikota Banda Aceh lima tahun periode lalu, mencetus Visit Banda Aceh Year 2011, awal geliat induntri pariwisata di Aceh dan menjadikan sektor ini salah satu penyumbang PAD terbesar di Kota Banda Aceh.

“Sejak awal saya bekerja itu di rapat sudah kita sampaikan ke tingkat Kementerian Pariwisata bahwa Aceh harus jadi prioritas dalam program-program yang ada di kementerian tersebut. Selain memang Aceh memilik potensi wisata yang luar biasa. Kita punya potensi wisata sejarah, religi, tsunami, alam, budaya, gunung, dan lainnya, pokoknya komplit wisata kita, jadi tinggal mengemasnya lebih baik lagi dan perbanyak mempromosinya, ” ucap Illiza.

Kemudian, lanjut Illiza, infrastruktur, jalan, akses dan lain-lain terus dibenah. Sehingga mempermudah akses wisatawan berkunjung ke objek wisata yang ada di 23 kabupaten/kota.

“Tinggal pemerintah daerah dan masyarakat meningkatka kepedulian, jadi masyarakat sadar wisata itu juga harus lahir. Seperti Bali yang masyarakatnya sangat sadar, jadi wisatawan itu mendatangkan pendapatan. Wisata ini juga adalah hal yang akan terus saya perjuangkan, ” tegasnya lagi.

Semangat pariwisata Aceh dari tahun ke tahun telah meningkatkan kunjungan wisatawan ke Aceh. Pada 2018 total kunjungan wisatawan ke Aceh mencapai 2,5 juta orang. Jumlah itu meningkat dibandingkan 2017 yang hanya tercatat sebanyak 2,3 juta orang.

“Kita itu sangat bangga dekat inisiatif kegiatan promosi wisata Aceh apalagi Aceh Sumatera Expo itu pertama kali digelar di Jakarta ini. Karena memang wisata Aceh potensinya sangat luar biasa, kita lihat kalau keindahan bahari di Sabang itu sangat fokus dipromosikan.
Kemudian ada Simeulue, Pulau Banyak (Aceh Singkil) dan pantai-pantai di Aceh Besar. Jadi kita tinggal bagaimana mengolah, menarik wisatawan dari luar berkunjung ke Aceh dengan rasa nyaman dan aman, ” demikian tutur Illiza

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads