Kepala Bank Indonesia Perwakilan Aceh Z. Arifin Lubis menekankan pentingnya peran pemuda dan remaja masjid untuk kembali menghidupkan masjid sebagai basis ekonomi seperti pada zaman Nabi Muhammad.
Pemuda diminta untuk aktif, kreatif, dan inovatif untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki masjid agar dapat menjadi produktif.
Hal itu disampaikan Arifin pada kegiatan Edukasi Ekonomi dan Keuangan Syariah yang diselenggarakan BKPRMI Aceh kepada pemuda dan remaja masjid se-Aceh, Sabtu (16/02).
Kegiatan edukasi ini merupakan tindak lanjut dari upaya Bank Indonesia untuk meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah masyarakat Aceh. Berdasarkan data OJK, indeks literasi keuangan syariah di Aceh masih diangka 41,45%.
Arifin menyebutkan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh berkomitmen untuk mengkaselerasi ekonomi dan keuangan syariah di Aceh melalui pemberdayaan Masjid dan Dayah sebagai pusat pergerakan ekonomi syariah.
Menurutnya, Program pemberdayaan ekonomi masjid dan dayah yang di deklarasikan pada 5 Agustus 2018 lalu setidaknya memiliki 3 pilar utama yaitu, Pemberdayaan ekonomi syariah melalui peningkatan peran masjid dan dayah, Peningkatan pendalaman pasar keuangan syariah melalui pemanfaatan dana sosial Islam (ZISWAF) untuk kegiatan produktif, Peningkatan literasi keuangan syariah melalui riset dan edukasi keuangan syariah.
Selain itu menurut Arifin, Bank Indonesia Perwakilan Aceh punya komitmen untuk menjadikan masjid dan dayah sebagai basis pergerakan umat dikarenakan jumlahnya yang sangat besar dan memiliki jamaah/santri yang cukup banyak. Arifin menyampaikan bahwa masjid dapat berperan sebagai pengumpul dan penyalur dana jamaah.
“Dana sosial seperti wakaf tunai, dana zakat, infaq, dan shadaqoh dapat dimanfaatkan secara produktif di sektor riil seperti usaha bidang perdagangan, klinik, inkubator bisnis, dan usaha berkaitan dengan peringatan hari besar Islam. Bank Indonesia juga komitmen untuk pemberdayaan masjid dapat memberikan manfaat antara lain penurunan kemiskinan dan pengangguran serta peningkatan entrepreneur dan investas,” tambah Arifin.
Melalui kegiatan itu Airifn juga berharap dapat memupuk semangat para penggiat masjid untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki masjid. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah. Ke depan.
“BI akan konsisten untuk menyelenggarakan kegiatan edukasi ekonomi dan keuangan syariah serta melakukan pilot project untuk mengembangkan usaha di beberapa masjid yang potensial, harapannya masjid dapat berdikari dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya,” pungkas Arifin.
Di sisi lain, Dr. Nanang Mubarak menyampaikan beberapa rekomendasi kepada pemuda dan pengurus masjid. Rekomendasinya antara lain, Masjid sebaiknya memiliki Badan Usaha Milik Masjid (BUMM) sebagai lembaga pengelola usaha dan potensi yang dimiliki masjid.
Selain itu, masjid juga diharapkan dapat mendirikan baitul mal sebagai piranti untuk menghimpun dana sosial Islam maupun dana komersil. Tujuannya, agar masjid dapat secara mandiri menjalankan usaha berbasis potensi yang dimiliki.
BKPRMI juga menyatakan kesiapannya untuk menjadi mitra Bank Indonesia untuk mendukung pemberdayaan ekonomi masjid.