Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah kembali menegaskan komitmennya untuk menghadirkan inovasi dalam kerja pembangunan.
“Pengadaan 6.000 unit rumah layak huni untuk dhuafa juga akan dilakukan melalui e-Katalog, ” kata Nova Iriansyah, Senin (19/11).
Sebelumnya, e-Katalog juga sudah diterapkan dalam praktek pengadaan barang dalam belanja uang negara.
“Saya sudah berkoordinasi dengan LKPP untuk menjajaki pengadaan rumah layak huni, dan itu dimungkinkan, ” kata Nova dalam rapat kerja TKP2K Aceh yang berlangsung di kantor Bappeda Aceh.
Komitmen Nova Iriansyah untuk menghadirkan inovasi dalam budaya birokrasi di Aceh disebut sebagai usaha memutus mata rantai korupsi belanja uang negara.
Nova juga menantang TKP2K Aceh untuk menghadirkan ragam inovasi guna memaksimalkan kerja pencapaian target penurunan angka kemiskinan Aceh, 1 persen pertahun.
Dalam kesempatan itu Nova Iriansyah juga menyinggung pentingnya inovasi yang disebutnya bisa lebih efisien, efektif, dan transparan.
“Sebelumnya, kita juga sudah punya inovasi pengendalian hulu hilir kegiatan APBA dibawah unit P2K yang dipelajari dan ikut diadopsi oleh provinsi lain, e-Katalog pengadaan rumah layak huni juga sudah banyak yang tanya padahal baru sedang diwujudkan, ini pertanda pentingnya menghadirkan inovasi dalam budaya kerja birokrak,” katanya.
Untuk diketahui dalam Global Innovation Indeks, Indonesia memang masih kalah jauh dalam penerapan inovasi dibanding negara lain di Asia.
Padahal, penerapan inovasi berkaitan dengan kemajuan ekonomi. Negara yang budaya kerjanya akrab dengan inovasi lebih maju dibanding dengan negara yang belum ramah terhadap inovasi.
Dalam pidato di acara China International Import Expo (CIIE), 5/11 lalu, Presiden Xi Jinping secara khusus menekankan bahwa hanya dengan inovasi dan reformasi yang berani, kita dapat mematahkan hambatan dalam pertumbuhan global.
“Di negara kesejahteraan, pemerintah, pelaku dunia usaha dan publik terus berlomba menghadirkan kemajuan dengan dukungan inovasi, ” kata Nova Iriansyah memotivasi peserta Rakor TKP2K Aceh.
Dalam kunjungannya ke Surabaya, Plt Gubernur Aceh itu juga menjalin kerjasama dengan ITS untuk membantu mewujudkan Aceh sebagai Smart Province melalui penerapan e-Government dan lainnya.
Dalam 15 program strategis Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh juga ada program Aceh SIAT untuk mewujudkan perencanaan berbasis evident based planning.
“Inovasi bisa jadi akan menghilangkan sesuatu yang baik bagi kepentingan pribadi, tapi akan mendatangkan hal lebih baik bagi kepentingan semua rakyat,” tutupnya. Adv