Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) berharap agar pelayanan publik khususnya kebutuhan listrik pada bulan suci Ramadhan 1439 Hijriyah bisa berlangsung normal.
Pasalnya, ada kesan di masyarakat, setiap menjelang Ramadhan, maka listrik mulai sering padam.
Ketua Fraksi Partai Golkar DPR Aceh Zuriat Suparjo mengaku sudah Sembilan tahun menjadi anggota DPR Aceh, dan hampir setiap tahun menerima aspirasi /masukan masyarakat terkait tidak stabilnya listrik pada bulan Ramadhan.
Oleh karena itu Zuriat berharap mulai Ramadhan 1439 Hijriyah ini pengalaman pahit tahun-tahun sebelumnya tidak terjadi lagi.
“Jadi oleh karena itu mulai Ramadhan ini, apa yang dikhawatirkan oleh rakyat terkait seringnya mati lampu, gagalnya bisnis masyarakat maka dengan ini saya menghimbau PLN agar pengalaman pahit tahun-tahun lalu itu tidak lagi terjadi mati lampu,” ujarnya.
Menurut Zuriat, persoalan PLN yang menyebabkan mati lampu dan tidak mampu difikirkan oleh PLN agar segera dikoordinasikan dengan Pemerintah Daerah sehingga rakyat tidak dirugikan.
“Jangan berdiri sendiri, karena yang membayar listrik itu rakyat, konsumennya rakyat, walaupun listrik mati rakyat tetap membayar penuh, maka PLN harus konsekuen, bila perlu belajar konsekuen, belajar bertanggungjawab,” ujarnya.
Ia meminta PLN transparan kepada pemerintah daerah, sehingga ada bahagian pemerintah untuk menerangkan serta menjelaskan penyebabnya kepada masyarakat.
“Kemudian setiap ada sebab musabab mati lampu itu infonya harus cepat, sehingga tidak mengakibatkan aktifitas masyarakat terganggu,” ujarnya.
Ia mengingatkan kebutuhan listrik masyarakat Aceh pada Ramadhan sangat penting, mulai dari sahur, subuh, buka puasa, pelaksanaan ibadah tarawih serta tadarus di masjid-masjid.
“Kita harap ada perubahan pelayanan penerangan pada Ramadhan ini. Sehingga masyarakat percaya kepada PLN, karena sekarang masyarakat sangat ketergantungan dengan PLN,” pungkasnya.