Anggota DPR-RI Asal Aceh M. Nasir Djamil, memberikan motivasi kepada para guru se-kabupaten Aceh Jaya dalam Kegiatan Seminar Pendidikan Nasional memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang berlangsung di Aula Kantor Bupati Aceh Jaya, Selasa (1/5/2018).
Seminar Pendidikan yang mengambil tema “Peran Pendidikan dalam Pembangunan Karakter Bangsa” dilaksanakan oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Aceh Jaya, yang juga turut dihadiri oleh Wakil Bupati Aceh Jaya dan Narasumber lainnya yaitu mantan Bupati Aceh Jaya sekaligus Bapak Pendidikan Aceh Jaya Ir. Azhar Abdurrahman.
Kehadiran Nasir Djamil dalam seminar tersebut juga bagian dari mengisi kegiatan masa reses anggota DPR RI, masa sidang ke IV tahun 2018.
Dihadapan hampir dua ratusan guru yang hadir, Nasir Djamil menyampaikan beberapa isu krusial terkait pendidikan Indonesia saat ini, terutama terkait peningkatan kualitas guru, kesejahteraan guru dan pengelolaan dana pendidikan.
Menurutnya, guru adalah salah satu elemen penting untuk menguatkan pondasi pembangunan bangsa. Dimana guru memiliki peran dalam menetukan kualitas anak didik & generasi penerus bangsa yang pada ujungnya akan mempengaruhi indeks pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia.
“Peran dan fungsi seorang guru sangatlah penting. Guru merupakan salah satu aktor utama dan memiliki posisi strategis dalam menentukan kualitas sumber daya manusia. Sehingga profesi guru tidak boleh diabaikan karena ini akan menjadi bom waktu bagi pembangunan Indonesia dimasa akan datang jika kualitas guru dan sarana pendidikan tidak baik”. ungkap Nasir.
Lebih lanjut, politisi PKS ini juga menyoroti terkait aggaran pendidikan yang sudah di jamin oleh Konstitusi sebesar 20%. “Dana pendidikan kita sudah lumayan besar, namun penggunaannya belumlah efektif dikarenakan dana tersebut tersebar di beberapa pos kementerian diluar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaandan. Ditambah lagi cara pandang setiap kementerian dalam penggunaan anggaran pendidikan masih berbeda-beda sehingga tujuan dari peningkatan sumber daya manusia Indonesia masih lamban bila dibandingkan dengan negara-negara lain”. Cetusnya.
Selanjutnya, dalam seminar ini beberapa peserta ikut menyampaikan keluhan-keluhannya terkait apa yang mereka hadapi di lapangan, khususnya terkait adanya ketakutan para guru akan rawannya kriminalisasi para guru dalam menerapkan kedisiplinan terhadap anak didik. Mereka takut cara mendidik mereka dilapangan akan selalu dibenturkan dengan HAM.
Merespon hal itu, Nasir berpendapat bahwa iklim pendidikan saat ini tentu sudah berubah dibanding iklim pendidikan zaman dulu, dimana guru memiliki otoritas kuat terhadap anak didik. “Saat ini, dalam beberapa peraturan perundang-undang hak-hak anak menjadi perhatian utama dan serius. Oleh karenanya perlu adanya transformasi cara pandang para guru saat ini dalam mendidik siswa sehingga kendala-kendala teknis seperti hal ini dapat dipecahkan dan diselesaikan dengan baik.” ujarnya menambahkan.
Di penghujung acara, Nasir Djamil membagi-bagikan buku terbarunya yang berjudul “Republik Gaduh” kepada seluruh peserta yang hadir sebagai bagian dari membudayakan semangat membaca & buku tersebut juga merupakan seri pertanggungjawaban Nasir Djamil kepada konstituennya.