Pembangunan fly over simpang Surabaya kembali berdampak pada bocornya pipa PDAM Tirta Daroy Banda Aceh yang berada dikawasan itu, akibatnya PDAM akan mengganti pipa baru untuk melayani air bersih warga kota Banda Aceh.
Bocornya pipa induk itu juga berdampak pada kurang lancarnya distribusi air untuk dua kecamatan, masing-masing kecamatan Syiah Kuala dan Kecamatan Kuta Alam.
Biaya untuk mengganti pipa tersebut sepenuhnya ditanggung oleh pihak Kasatker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Aceh, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional I Banda Aceh.
Hal demikian disampakan oleh Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal, pada konferensi pers di ruang rapat walikota Banda Aceh, Senin (13/02) sore.
Illiza mengatakan, akibat dari pembangunan jalur pipa baru itu distribusi air untuk wilayah Kuta Alam dan Syiah Kuala akan kurang lancar, meskipun akan tetap ada. Pembangunan itu menurutnya akan memakan waktu paling lama 20 hari kedepan. Illiza juga berharap PDAM agar bekerja penuh 24 jam, sehingga pembangunannya bisa selesai lebih cepat dari target.
“Sebelum saya masuk dari cuti, terjadi kebocoran pipa induk yang berada pas dibawah fly over dengan ketinggian 8 meter, nggak bisa dibongkar, karena akan merusak bangunan fly over, maka yang bisa dilakukan adalah memindahkan pipa, dan sudah saya lakukan komunikasi dengan satker dan Alhamdulillah sudah ada solusi,”ujarnya.
Sebagai solusi untuk masyarakat, walikota meminta PDAM proaktif melayani masyarakat, misalnya dengan melayani kebutuhan air dengan menggunakan mobil tanki air, terutama untuk kebutuhan rumah ibadah dan perumahan penduduk.
“Kami berharap masyarakat agar bersabar, karena ini akan segera dimulai penggalian untuk memindahkan pipa induk ke lokasi yang lain, karena kita juga dari awal tidak tau aka nada dampak seperti ini,”ujarnya.
Sementara itu Direktur PDAM Tirta Daroy Teuku Aiyub mengatakan, proses penggalian dan pemasangan akan menghabiskan waktu selama satu minggu, namun proses pemesanan pipa dari Medan yang membutuhkan waktu hingga 10 hari, pasalnya pipa tersebut harus dicetak oleh pabrik karena bukan pipa biasa.
“Dulu sebelum ada pembagian zona, kalau ada penggalian seperti ini maka pasokan air akan terhenti keseluruh Banda Aceh, tapi sekarang hanya berdampak pada zona Kuta Alam dan Syiah Kuala saja,”ujarnya.