Sebanyak 62 Persen dari dari total penerimaan Aceh dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) setiap tahunnya berasal dari dana Otonomi Khusus (Otsus).
Disisi lain dana otsus sendiri akan berkurang dari 2 persen menjadi 1 persen dari DAU nasional mulai tahun 2023, artinya penerimaan Aceh saat itu juga akan semakin sedikit.
Solusi dari semakin kecilnya penerimaan Aceh adalah dengan meningkatkan Pendapatan Asli Aceh (PAA) yang selama ini hanya sebesar 14 persen dari total APBA. Sehingga siapapun gubernur kedepan diharapkan punya langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan PAA itu sendiri.
Demikian pertanyaan yang dirumuskan oleh tim Panelis pada debat kandidat tahap tiga Pilkada pemilihan gubernur Aceh yang berlangsung di Banda Aceh, selasa (31/01). Ketiga Panelis itu masing-masing, Mawardi ismail, Saifuddin Bantasyam dan Nasir Aziz.
Para panelis juga mempertanyakan langkah konkrit para kandidat dalam rangka mengurangi angka pengangguran serta kemiskinan di Aceh dan mendatangkan investasi.
Calon gubernur Aceh nomor usut tiga Abdullah Puteh mengaku kalau terpilih akan mendorong dunia usaha agar berkembang pesat di Aceh dan mempermudah izin usaha serta diberikan dukungan penuh dari pemerintah.
“Kita ingin ada 100 perusahaan yang maju di Aceh, mata rantai izin dipercepat, setiap perusahaan akan kita minta saham untuk pemerintah daerah, itu akan menjadi PAD. Dan dengan ada perusahaan besar itu maka lapangan kerja akan terbuka, sehingga kemiskinan hilang,”tambahnya.
Sementara itu Calon wakil gubernur Aceh nomor urut enam, Nova Iriansyah mengaku untuk meningkatkan PAA harus dilakukan dengan meningkatkan sumber daya manusia.
Selanjutnya kata Nova, Aceh juga punya lahan yang memadai untuk dikelola dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan rakyat. “Lahan hari ini yang dikuasai harus ditinjau ulang dan digunakan untuk kepentingan rakyat,”lanjutnya.
Sementara untuk meningkatkan investasi, pihaknya ingin memberikan jaminan keamanan bagi investor ke Aceh. Termasuk mensosialisasikan bahwa syariat Islam sama sekali tidak menghambat investasi di Aceh. “Syariat Islam justru akan mendukung investasi yang ahlal dan syariah,”tambahnya.
Sementara itu calon gubernur Aceh nomor urut Lima, Muzakir Manaf mengakui PAD Aceh harus ditingkatkan. Banyak hal di Aceh yang bisa difungsikan untuk meningkatkan PAD Aceh, terutama keamanan yang bedasarkan MoU Helsinki. Selanjutnya kata Muzakir, butir-butir MoU harus segera dirampungkan.
Pada kesempatan yang sama calon gubernur nomor urut dua Zakaria Saman menyebutkan dana otsus akan segera habis, jika tida difikir dari sekarang, dikhawatirkan kedepan rakyat Aceh akan lapar.
“Watee le hana kumah sapeu, peulom dhit, (waktu banyak kita tidak buat apa-apa, apalagi kalau sudah sedikit,),”ujar Apa Karya.
Sementara itu calon wakil gubernur Aceh nomor urut empat Nasaruddin menyebutkan, untuk meningkatkan PAA, harus diawali dengan menerapkan peraturan bahwasanya seluruh kendaraan di Aceh harus bayar pajak di Aceh, selanjutnya perusahaan-perusahaan juga harus bayar pajak dan retribusi di Aceh serta menggali objek pajak yang baru seperti dari sektor pariwisata.
Sementara Zaini Abdullah mengatakan langkah-langkah strategis yang diambil untuk mengundang investor ke Aceh adalah jaminan keamanan, selanjutnya mempermudah perizinan dan membersihkan pungli-pungli.
“Kondisi yang paling penting adalah listrik, ini negative bagi investor, dan kita kaya untuk membangkitkan listrik,”ujarnya.
Sementara itu Calon gubernur Aceh nomor urut satu Tarmizi Karim, menyebutkan jika bisa memanfaatkan dana otsus dengan efisien, baru bisa dilakukan peningatan PAD Aceh kedepan. Ada sektor-sektor strategis yang harus mampu diambil dan komoditi unggulan yang harus diangkat.
“Mempermudah perizinan, kemudian memberikan jaminan keamanan dan yang paling penting adalah listrik, dan bagi perusahaan kita bikin persyaratan harus ambil SDM aceh dan berkantor di Aceh,”tambahnya.