Banda Aceh — Setiap tahun, Baitul Mal Aceh memberi perhatian khusus terhadap muallaf se-Aceh. Perhatian yang diberikan berupa pembinaan, pelatihan dan bahkan Baitul Mal memberikan modal usaha bagi mereka yang memiliki keahlian.
Pada 2016, ada sebanyak 171 muallaf yang telah dibantu Baitul Mal Aceh yang tersebar di beberapa kabupaten/kota se-Aceh, seperti Singkil, Aceh Tamiang, Aceh Selatan, Langsa, Aceh Utara, Banda Aceh, Aceh Besar dan Abdya.
Muallaf hasil binaan Baitul Mal Aceh kini ada yang sudah mandiri dan bahkan sudah mampu menghasilkan produk yang bisa dijual ke masyarakat. Salah satu contoh pembinaan muallaf yang sukses yaitu di Kota Banda Aceh yang dikoordinir di bawah organisasi Persatuan MuallaF Aceh Sejahtera (PMAS).
Ketua PMAS, Fatimah Zahra mengatakan pembinaan yang diberikan berupa kursus menjahit seperti membuat sprei, bedcover, mukena, gamis, ayunan bayi dan sarung bantal. Bahkan kini mereka sudah mampu menjahit itu semua dan menjual di pasaran.
“Kita berterimakasih kepada Baitul Mal Aceh yang telah memberikam kepedulian kepada muallaf di Aceh. Mereka semua dilatih dari nol hingga sudah mandiri seperti ini,” kata Fatimah.
Fatimah menyampaikan jika ada masyarakat yang ingin memesan sprei, bedcover, mukena, gamis, ayunan bayi dan sarung bantal hasil karya muallaf bisa langsung menghubungi nomor kontak pemasaran mereka 082366297154.
“Anggap saja selain bermanfaat juga sebagai cara bagi kita membantu mereka yang kurang beruntung dan meningkat ekonomi muallaf yang kurang mampu,”pintanya.
Sementara itu Plt Kepala Baitul Mal Aceh Dr Armiadi Musa MA mengatakan Baitul Mal terus memberi pembinaan tersebut kepada mereka yang memiliki keinginan berubah, baik dari segi ekonomi dan meningkatkan ilmu agama.
“Untuk modal usaha bagi muallaf biasanya diberikan sekitar Rp4juta hingga 8 juta per orang. Itu melalui proses verifikasi terlebih dahulu, baru setelah itu mereka kita berikan pelatihan dan alat kerja mereka,”tandas Armiadi Musa.
Ia menambahkan pembinaan seperti merupakan salah satu bentuk pembedayaan zakat produktif. Bantuan yang diterima mustahik tidak habis dipakai, justru dapat bermanfaat yang berkesinambungan.[]