Kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengambil andil paling besar terjadinya inflasi di kota Banda Aceh pada bulan Juli 2016.
Kelompok bahan makanan mengambil andil sebesar 1,70 persen, sedangkan Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,09 persen.
Hal demikian diungkapkan Kabid Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Dermawan pada paparan berita statistik bulan Juli 2016 di Aula BPS Aceh, Senin (01/08).
Dermawan menyebutkan pada bulan Juli 2016 kota Banda Aceh mengalami inflasi sebesar 0,73 persen, sedangkan kota pemantau inflasi di Aceh lainnya yaitu kota Lhokseumawe dan Kota Meulaboh masing-masing mengalami inflasi 0,15 persen dan 0,41 persen, sehingga secara agregat provinsi Aceh mengalami inflasi sebesar 0,52 persen pada Juli 2016.
Dermawan merincikan, komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan Juli di Banda Aceh antara lain udang basah, daing ayam, angkutan udara dan telepon seluler.
Sementara beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain ayam hidup, daging sapi, dan semen.
“Pada bulan Juli lalu kita tau ada Idul Fitri dan masa masuk sekolah sehingga ada kenaikan harga pada angkutan udara dan peralatan sekolah,”ujarnya.
Ia menyebutkan dari 114 jenis barang dan jasa yang mengalami perubahan harga pada Juli 2016, sebanyak 72 jenis menunjukkan kenaikan dan 42 jenis menunjukkan adanya penurunan harga.
Dermawan menambahkan laju inflasi tahun 2016 hingga bulan Juli di kota Banda Aceh sebesar 1,84 persen, kota Lhokseumawe 0,75 persen, dan kota Meulaboh sebesar 1, 58 persen.
Sementara untuk Aceh sebesar 1,48 persen. Selanjutnya inflasi year on year atau Juli 2016 terhadap Juli 2015 masing-masing untuk Banda Aceh sebesar 2,14 persen, Lhokseumawe 2,87 persen, dan Meulaboh 1,75 persen, sedangkan provinsi Aceh sebesar 2,31 persen.