Gaya hidup di usia muda berada di balik risiko penyakit yang kelak terjadi. Salah satu kebiasaan yang membawa kerugian bagi masa depan adalah konsumsi ganja di usia remaja.
Penelitian terbaru dari Karolinska Institute, Stockholm mengungkap, remaja yang mengonsumsi ganja berat dikatakan memiliki risiko kematian dini yang lebih besar dibandingkan remaja yang tidak mengonsumsi ganja.
Temuan ini didasarkan pada hasil pengamatan terhadap lebih dari 45.000 pria selama 42 tahun. Tercatat 4.000 partisipan meninggal saat studi berlangsung.
Namun ada satu fakta menarik yang terungkap dari sini, sebab mereka yang sudah mengonsumsi ganja sejak berumur 18-19 tahun berpeluang 40 persen lebih besar untuk meninggal dunia di usia 60 tahun.
Seorang pakar kecanduan dari Zucker Hillside Hospital, New Hyde Park, New York, Scott Krakower menjelaskan, penyebabnya bisa beragam. Namun secara umum kesehatan pengguna ganja memang tidak lebih baik dari teman-teman sebayanya.
Sejumlah penelitian lain mengungkap konsumsi ganja telah lama dikaitkan dengan berbagai kondisi seperti penyakit jantung dan kanker paru-paru. “Pola makan mereka sangat buruk, dan hampir semuanya juga perokok,” imbuh Krakower seperti dilaporkan CBS News.
Di sisi lain, Dr Kevin Hill dari American Psychiatric Association menyoroti konsumsi ganja di usia muda. Ia meyakini di usia remaja ataupun dewasa awal, seseorang tidak mungkin mengonsumsi ganja dalam jumlah besar. Namun ia menjelaskan, konsumsi ganja di usia muda erat kaitannya dengan gangguan psikologis, dan ini biasanya juga berdampak pada kesehatan fisiknya.
“Sebuah studi di tahun 2012 mengungkap konsumsi ganja secara rutin di usia muda dapat menurunkan IQ seseorang hingga 8 poin. Belum lagi munculnya gejala ansietas dan depresi, bahkan gangguan psikotik yang lebih berat,” paparnya.(Detik)