Pemerintah Aceh tahun 2015 ini mendapatkan alokasi anggaran hingga Rp. 1 Triliun di bidang pertanian, angka ini naik signifikan dari tahun 2014 silam yang hanya Rp. 400 Milyar.
Anggaran sebesar itu diarahkan agar fokus pada pengembangan irigasi dan pembukaan lahan baru.
Hal demikian Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman disela-sela seminar nasional dengan tema peluang dan tantangan petani Indonesia dalam menyambut Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di Aula Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Selasa (10/11).
Amran Sulaiman mengatakan, peningkatan anggaran secara nasional itu berdampak pada tidak adanya import beras dalam setahun terakhir, disamping itu pemerintah Indonesia tahun ini berhasil melakukan ekspor bawang merah, jagung, dan kacau hijau.
Amran mengakui Aceh menjadi penyangga nasional untuk padi, dan tahun depan pemerintah akan membuka lahan sawah baru di kabupaten Aceh Barat seluas 10 ribu hektar, dan proses lelang sudah dimulai pada akhir tahun 2015 ini.
”Anggaran untuk Aceh ini meningkat 100 persen lebih, itu bentuk perhatian pemerintah, dan hasilnya kita tidak ada impor, dan Aceh salah satu menjadi penyangga nasional untuk padi, dan dalam waktu dekat kita membangun sawah baru di Aceh barat, kita tawarkan 10 ribu hektar tapi kalau mampu 20 ribu hektar kami siapkan anggaran,”ujarnya.
Amran merincikan penambahan anggaran untuk Aceh antara lain dimanfaatkan untuk penambahan saluran irigasi 59 ribu hektar, traktor 1500 unit, sedangkan benih dan pupuk diberikan secara gratis.
Amran menyebutkan target produksi padi Aceh tahun ini juga mengalami peningkatan hingga 500 ribu ton, dari 1,8 juta ton pada tahun 2014 menjadi 2,3 juta ton pada tahun 2015 ini.
Sementara itu terkait dengan target pemerintah pusat untuk menjadikan Aceh sebagai lumbung padi nasional dengan capaian produksi sebesar 2,7 juta ton pertahun, menurut Menteri Pertanian, target itu harus tercapai pada tahun 2016 mendatang setelah semua irigasi terpasang dan traktor optimal digunakan.
Sementara itu ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar yang juga menjadi narasumber pada Seminar nasional itu meminta agar pemerintah untuk menginvestasikan APBN untuk membuka sawah atau lahan baru, karena semakin banyak lahan yang digunakan untuk perumahan dan pertokoan, selain itu ia berharap agar pemerintah tidak lagi mengimpor beras.
”Pemerintah harus mempertegas aturan, perlu penegakan hukum agar lahan-lahan tersebut tidak berubah menjadi lokasi perumahan,”ujarnya.
Sementara itu Seminar nasional yang diselenggarakan oleh Gerbang Tani Indonesia diwarnai dengan pamadaman listrik, sehingga membuat para narasumber dan peserta kepanasan dikarenakan ruangan yang sangat sempit, sejumlah peserta juga meninggalkan ruangan seminar dikarenakan ruangan yang gelap dan panas.
Pantauan wartawan, lampu padam ketika Menteri Pertanian menyampaikan materinya, Mentan juga terlihat beberapa kali menyeka keringat karena kepanasan.