Hampir pada seluruh segmen masyarakat di kota Banda Aceh mengalami krisis keteladanan, dimana orang tua dan para pemimpin serta tokoh-tokoh masyarakat tidak bisa menselaraskan antara perbuatan dan perkataannya.
Hal demikian menjadi salah satu refleksi HUT kota Banda Aceh yang ke 810 yang disampaikan walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal pada sidang paripurna istimewa DPRK Banda Aceh, Rabu (22/04)
Illiza mengatakan untuk menghadapi berbagai tantangan zaman dan ancaman dari pendangkalan akidah dibutuhkan keteladanan. Menurut Illiza keteladanan juga menjadi factor kunci menuju Banda Aceh sebagai model kota madani. Karena menurutnya satu keteladanan bahkan lebih berarti dari seratus nasehat sekalipun.
Menurut Illiza keteladanan bahkan sudah tidak didapat oleh sianak dari orang tua mereka.
“Orang tua ingin anaknya menjadi anak yang shaleh tapi bapaknya tidak memberikan keteladananyang baik, jadi semua kita bisa bicara apa saja, tapi tanpa keteladanan akan sulit bagi kita untuk melakukan perubahan besar di kota ini,”ujarnya.
Illiza menyebutkan sejak tahun 2012 silam Banda Aceh telah menetapkan target menjadi model kota madani yang pembangunannya berlandaskan pada nilai-nilai syariat Islam dengan berpedoman pada Al-quran dan hadits rasulullah Saw. Menurutnya kemuliaan kota madani tercermin dari warga kota banda Aceh yang memiliki jati diri yang ramah, taat aturan, damai, sejahtera, harga diri tinggi, berbudaya dan beradab.