Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pelaku jasa keuangan agar dapat menyediakan produk-produk untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
“Memang produk layanan mikro yang diberikan saat ini belum mampu menjawab kebutuhan masyarakat, namun ini dilakukan secara bertahap,” kata Deputi Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Sri Rahayu Widodo di Banda Aceh, Sabtu.
Ia menjelaskan pada tahun 2015 OJK mencanangkan program sosialisasi sekaligus mendorong dan mendukung pelaku jasa keuangan (PUJK) menyediakan layanan keuangan mikro untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan UMKM.
Dalam kegiatan pasar keuangan rakyat yang dibuka Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal juga dilakukan peresmian layanan keuangan mikro (Laku Mikro) sebagai implementasi pilar strategi nasional literasi keuangan Indonesia yakni pengembangan produk dan jasa keuangan terjangkau.
Laku Mikro merupakan layanan terpadu yang menyediakan produk dan jasa keuangan mikro untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan proses yang sederhana, cepat, mudah, dan terjangkau.
Produk layanan yang dapat dimanfaatkan masyarakat dalam layanan keuangan mikro di antaranya PUJK, simpanan seperti tabunganku, investasi (cicilan emas dan reksa dana mikro), proteksi (asuransi mikro), dan pinjaman ( pembiayaan mikro).
Hasil survei nasional literasi keuangan Indonesia yang dilaksanakan OJK pada 2013 menunjukkan indeks literasi nasional produk jasa keuangan di Indonesia sebesar 21,84 persen, sedangkan tingkat indeks inklusi nasional sebesar 59,74 persen.(antara)
Sedangkan untuk tingkat literasi keuangan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah hanya sebesar 18,71 persen dengan tingkat inklusi keuangan sebesar 55,98 persen.