BKSDA Minta Warga Aceh Tidak Usik Harimau Sumatra

0
465
Harimau Sumatera

Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA meminta masyarakat untuk tidak mengusik kebaradaan Harimau Sumatera (Panther tigris sumatrae) karena satwa dilindungi Undang-Undang Negara RI tersebut sebagian berada dikawasan hutan barat selatan Provinsi Aceh.

Kepala BKSD Aceh Distrik Aceh Barat Zulkifli B di Meulaboh, Kamis mengatakan keberadaan satwa harimau, gajah dan sebagainya dianggap mengusik masyarakat pedalaman, padahal hewan bercorak tubuh belang ini tidak akan mengangu apabila dirinya tidak diusik.

“Keberadaanya itu kawasan pedalaman, sekitar dua bulan lalu ada seekor harimau masuk kepemukiman warga Kecamatan Sama Tiga, tapi ada pawang harimau disana mampu menghalau kembali kehutan,”katanya.

Menurut dia, dikawasan hutan kawasan ini terdapat beberapa satwa dilindungi seperti harimau sumatera, macan tutul, gajah, beruang madu landak serta beberapa satwa lain. Tren selama ini kerap terjadi konflik manusia dengan satwa karena habitat mereka tergangu.

Selain itu perburuan satwa dilindungi tersebut juga tidak jarang, malahan baru-baru ini di Aceh Barat tertangkap warga pedalaman bertransaksi menyelundupkan satwa landak keluar daerah serta sindikat perburuan gading gajah.

Untuk pendataan lebih terperinci belum dapat disebutkan, namun untuk memastikan pengawasan lebih intens serta menghindari konflik warga dengan satwa, BKSDA Aceh juga akan memperluas penempatan personil pada pos pemantauan.

“Macan tutul juga ada, pernah satwa ini masuk kerumah penduduk dan itu sudah pernah ditangani dibawa ke Banda Aceh, ini menunjukan bahwa satwa-satwa dilindungi banyak berada di hutan Aceh,”imbuhnya.

Lebih lanjut dikatakan dari sekian banyak satwa di Aceh, rentan ditemui adalah konflik satwa gajah dengan manusia seperti di kawasan Kabupaten Aceh Barat, Aceh Jaya bahkan di wilayah timur Aceh, temuan kasus setiap tahun semakin meningkat.

Dalam konflik ini bukan hanya manusia yang menjadi korban dari amukan satwa, malahan lebih dominan satwa gajah yang kerap ditemukan mati, baik karena diracun maupun dibunuh dengan perangkap tradisional oleh masyarakat.

Zulkifli menyatakan, pihaknya sendiri memperkuat jaringan melalui informasi masyarakat pedalaman sehingga dapat segara turun kelolasi bila menemukan kasus yang berkenaan dengan satwa dilindungi.

“Prinsipnya sementara ini kita akan langsung turun apabila ada laporan dari masyarakat atau pihak-pihak terkait, mengenai penempatan personil pada 2015 ini mungkin akan lebih diperkuat didaerah daerah pedalaman tertentu,”katanya menambahkan.(antara)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.