Bangun Kampus di Aceh, Arab Saudi Gratiskan Seluruh Biaya

Gubernur Aceh, Zaini Abdullah bersama Pelaksana Tugas (Plt) Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim Al-Mubarak, serta Wakil Rektor Universitas Islam Muhammad Bin Saud, Muhammad Said Al-Alam, melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Baru Ma’had Khadimul Haramain Asy-Syarifain, Senin (15/12/2014).

Dalam sambutan singkatnya, gubernur menjelaskan, pembangunan gedung ini merupakan realisasi dari kerjasama antara Pemerintah Aceh danPemerintah Arab Saudi yang telah  ditandatangani pada September 2012.

Salah satu poin perjanjian itu adalah adanya dukungan Pemerintah Arab Saudi untuk pembangunan Ma’had Khadimul Haramain Asy-Syarifain, yaitu sebuah perguruan tinggi yang khusus mengajarkan bahasa Arab kepada putra-putri Aceh Aceh.

Gedung baru Ma’had Khadimul Haramain Asy-Syarifain Raja Abdullah bin Abdul Aziz, dibangun  Gampong Gani, Kecamatan Ingin Jaya, Blang Bintang. Pendirian lembaga pendidikan ini merupakan tindak lanjut dari penguatan pendidikan bahasa Arab yang sudah dikembangkan di Aceh sejak tahun 2007.

“Mudah-mudahan dengan kehadiran Ma’had ini, generasi muda Aceh semakin mudah dalam memperdalam pengetahuan di bidang bahasa Arab yang berkualitas. Saya katakan berkualitas, sebab sebagian besar guru yang akan mengajar di kampus ini langsung didatangkan dari Arab Saudi,” harap Gubernur.

Gubernur juga menjelaskan, bahwa seluruh biaya yang ditimbulkan dari proses pembangunan lembaga pendidikan setingkat akademi ini akan ditanggung seluruhnya oleh Kerajaan Arab Saudi.

“Yang menarik, pendidikan di kampus ini tidak dipungut biaya alias gratis. Karena itu, masyarakat Aceh selayaknya bersyukur atas bantuan ini, sebab keberadaan Ma’had Khadimul Haramain Asy-Syarifain ini dapat menjadi pintu gerbang utama bagi generasi muda untuk memperdalam Ilmu-ilmu Keislaman.”

Gubernur juga mengajak seluruh elemen masyarakat Aceh mensyukuri kehadiran Ma’had ini, serta memanfaatkan semaksimal mungkin demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Aceh.

“Adapun hari ini, merupakan tonggak bersejarah bagi kita, karena hari ini pembangunan kampus akan dimulai. Kami merasa sangat terharu, sebab Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim Al-Mubarak, serta Wakil Rektor Universitas Muhammad Bin Saud, Muhammad Said Al-Alam, berkenan langsung melaksanakan peletakan batu pertama ini.”

Dalam kesempatan tersebut, Zaini juga menyampaikan rasa terimakasihnya atas kehadiran Dubes Arab Saudi dan Wakil Rektor serta rombongan. Gubernur berharap kunjungan dan kerjasama ini dapat semakin mempererat persaudaraan antara Pemerintah Aceh dan Pemerintah Arab Saudi.

Sejarah Hubungan Aceh – Arab Saudi serta Pembangunan Ma’had Khadim al-Haramain

Dalam sambutannya, Zaini Abdullah juga menjelaskan tentang hubungan antara Aceh dan Kerajaan Arab Saudi yang telah terjalin sejak lama, yaitu pada masa Kesultanan Aceh masih berjaya, pada abad ke-13.

“Persahabatan itu tidak hanya dilandasi agama, tapi diperkuat oleh latar belakang sejarah dan ikatan darah. Tidak sedikit masyarakat Aceh yang merupakan keturunan Arab dan tidak sedikit pula orang Aceh yang menimba ilmu agama di Arab Saudi,” terang Gubernur.

Dengan hubungan persaudaraan yang kuat tersebut, tidak heran jika hubungan persaudaraan Aceh dan Arab Saudi sangat dekat. Bahkan, Kerajaan Arab Saudi merupakan salah satu negara yang paling besar perannya dalam membantu proses recovery Aceh pada masa rehab-rekon pasca bencana tsunami.

Hingga saat ini, Pemerintah Arab Saudi masih terus berkomitmen untuk membantu Aceh. Salah satunya adalah dengan menghadirkan lembaga pendidikan berbahasa Arab yang telah ada di Aceh sejak tahun 2007.

“Awalnya sistem belajar di sekolah ini sangat sederhana, dengan lokasi belajar menumpang di kantor MPU Aceh hingga saat ini. Belakangan Pemerintah Arab Saudi dan Pemerintah Aceh sepakat meningkatkannya menjadi lembaga formal setingkat akademi, yang diberi nama Ma’had Khadim al-Haramain Asy-Syarifain Al-Malik Abdullah bin Abdul Aziz, yang merupakan nama dari seorang pemimpin dunia Islam asal Arab Saudi yang cukup populer di dunia,” terang Gubernur.

Pembangunan kampus ini berada di Gampong Gani, Ingin Jaya, Aceh Besar. Di atas tanah wakaf dari Masjid Raya Baiturrahman. Nantinya gedung ini akan dilengkapi fasilitas ruang belajar yang lebih besar, sehingga akan mampu menampung jumlah mahasiswa yang lebih banyak.

“Dengan keberadaan perguruan tinggi ini, maka sistem belajar yang diterapkan akan lebih intensif dengan mengadopsi kurikulum Arab Saudi. Perlu saya sampaikan, bahwa sejak dibuka pada tahun 2007, kampus ini sebenarnya telah menghasilkan beberapa orang alumni,” terang Zaini.

Sementara itu, untuk proses peningkatan skill, para alumni juga mendapat kesempatan untuk  melanjutkan studinya di Lembaga Ilmu Pendidikan Islam dan Bahasa Arab, di Jakarta. Proses ini jugadidukung dengan program beasiswa dari Kerajaan Arab Saudi.

“Hari ini, juga akan dilangsungkan prosesi wisuda untuk alumni baru lembaga pendidikan bahasa Arab ini. Mereka semuanya adalah putra-putri Aceh yang Insya Allah sudah cukup mahir berbahasa Arab. Mudah-mudahan, para alumni ini dapat memperkuat keberadaan kampus berbahasa Arab ini,” pungkas Gubernur.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads