Walikota Banda Aceh Presentasi Soal Rehab Rekon di Jepang

Walikota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, diundang sebagai keynote speaker pada acara The 4th International Forum on Future City Initiative yang diselenggarakan pada tanggal 6 Desember 2014 di Kota Higashi-Matsushima, Jepang. Para pembicara lain adalah Mr. Hideyasu Abe (Walikota Higashi-Matsushima) dan Mr. Brenden McEneaney (Director, Urban Resiliance of Urban Land Institute, Washington DC).

Kabid. Perencanaan Pembangunan Sosial Bappeda Kota Banda Aceh, Muhammad Ridha,   yang ikut bersama Walikota ke Jepang melaporkan bahwa Illiza mendapatkan kesempatan sebagai panelis pertama untuk menyampaikan presentasi dalam bahasa inggris dengan judul Resilient City for Community (kota yang tangguh bagi warga).

Semua peserta terkagum dengan proses rehabilitasi dan rekonstruksi yang begitu cepat setelah bencana gempa bumi dan tsunami tanggal 26 Desember 2014. Hal ini sangat berbeda dengan Kota Higashi-Matsushima yang lambat dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah yang terkena tsunami.

Para peserta seminar berasal dari pemerintah kota di seluruh Jepang dan para akademisi dari Universitas di Provinsi Sendai yang berjumlah sekitar 400 orang. Dan para peserta sangat antusiasme dalam memberikan pertanyaan terkait proses rehab dan rekon di Kota Banda Aceh pasca tsunami. Dan yang paling menarik adalah perkembangan ekonomi yang begitu pesat pasca musibah gempa bumi dan tsunami.

Illiza menjelaskan bahwa proses rehabilitasi dan rekonstruksi secara tidak langsung berperan dalam meningkatkan pembangunan ekonomi kota. Hal ini terlihat dari meningkatnya pendapatan per kapita penduduk.

Pendapatan per kapita penduduk berdasarkan harga konstan saat ini meningkat hampir 3 (tiga) kali lipat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebelum tsunami. Sementara pendapatan per kapita menurut harga pasar saat ini adalah sekitar lima kali lipat lebih besar dari pada PDRB per kapita sebelum tsunami.

Pertumbuhan ekonomi yang luar biasa ini terjadi karena perkembangan infrastruktur yang saat ini bahkan lebih baik daripada sebelum tsunami, serta peningkatan aktifitas ekonomi yang dipicu oleh pembangunan selama rekonstruksi dan rehabilitasi tsunami. Disamping itu, semangat masyarakat Aceh kuat sehingga sangat cepat sembuh dari traumatis tsunami dan kembali bangkit untuk membangun kota. Tidak hanya pembangunan fisik yang diutamakan dalam membangun suatu kota yang tangguh, namun juga segi non fisik baik sosial, capacity building untuk masyarakat.

Illiza juga menyampaikan bahwa salah satu kunci cepat bangkitnya masyarakat Aceh dan Kota Banda Aceh dari kehancuran dahsyat akibat tsunami 2004 adalah kearifan lokal Masyarakat Aceh. Masyarakat Aceh dikenal sebagai masyarakat religius yang mempercayai ajaran seperti kehidupan akhirat sebagai tempat dimana bisa bertemunya dengan keluarga yang telah meninggal.

Selain itu, masyarakat Aceh juga mempercayai nilai kearifan lokal berbasis nilai agama seperti “pasti ada kemudahan setelah kesulitan, bencana sebagai ujian dari Tuhan agar menjadi orang yang lebih baik dan lain-lain. Kearifan lokal ini merupakan salah satu kunci cepatnya masyarakat aceh bangkit dari kehancuran tsunami 2004.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads